Page 248 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 248
Masalah Agraria di Indonesia
desa masing-masing untuk menentukan dan mengaturnya.
l. Rodi di onderneming
Onderneming boleh menuntut kepada penduduk untuk
bekerja di perkebunan sebagai kewajiban rodi (tidak dengan
bayaran), sesuai dengan peraturan tentang rodi (heerendien-
stregeling) 25 April 1902, yaitu:
(1) kerigan (pengerahan tenaga),
(2) gugur gunung,
(3) penjagaan untuk menjaga onderneming.
Penghasilan Lurah Desa dengan pembantu-pembantunya
di Jawa bermacam-macam yang dipungut dari Rakyat. Prak-
tiknyapun bermacam-macam dan berbeda-beda. Untuk
kepentingan pekerjaan dan kebutuhan hidupnya sendiri Lurah
Desa boleh menarik macam-macam pungutan, hal ini tersebut
dalam Inl. Gemeente Ordonnantie. Berbagai macam peng-
hasilan Lurah yang didapat dari penduduk dan hal itu berarti
menjadi beban rakyat, dapat diuraikan seperti di bawah ini:
(1) dari perceraian dan perkawinan dalam satu desa, Lurah
menerima ƒ 0,10 sampai ƒ 2, masing-masing menurut da-
erahnya; kalau pengantin berdandan di rumah Lurah
mendapat tambahan ƒ 0,50;
(2) dari laki-laki yang kawin dengan perempuan dari lain desa
dan mengikuti istrinya menerima ƒ 1 sampai ƒ 2,50, terka-
dang berupa seekor ayam jantan dan sehelai tikar (biasa-
nya tikar yang baik);
(3) dari pengantin perempuan yang harus mengikuti suami-
nya ke lain desa menerima ƒ 0,75 sampai ƒ 4, kadang-
kadang berupa seekor ayam jantan dengan sebuah kam-
pak;
227