Page 251 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 251
Mochammad Tauchid
dengan uang f 0,10;
(29)dari panen jagung, biasanya menerima 2 gédéng, terka-
dang 1% dari hasil, atau f 0,25 sampai f 0,50;
(30)dari peralatan biasa menerima f 0,10. sampai f 2, berikut
makanan banyaknya menurut yang punya hajat. Pada
perayaan selamatan agama, biasanya tiap pengunjung
laki-laki membayar 2 sen;
(31) dari fitrah seringkali menerima 1/3 dari pendapatan, atau
f 2 sampai f 5;
(32)dari gugatan menerima dari kedua belah pihak, f 0,12 ½
sampai f 0,25. Selain dari itu dari pihak yang menang
menerima lagi tambahan sejumlah itu, atau maksimum
sampai f 2,50. Juga di beberapa daerah berlaku pihak
yang menang memberikan kepada lurah 5% dari harga
yang menjadi perkara.
Umumnya di Jawa Barat pendapatan Lurah semacam ini
lebih sedikit daripada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di
daerah Cirebon dulu Kuwu menerima rumah dinas.
Pamong-pamong desa lainnya kecuali lurah juga mene-
rima penghasilan seperti apa yang diterima lurah seperti di
atas, hanya besarmya yang berbeda (lebih kecil). Di samping
itu ia menerima hak-hak istimewa seperti yang diterima oleh
lurah:
(1) menerima tenaga pancén (alingan, panukang),
(2) tanah bengkok yang sering dikerjakan oleh penduduk
dengan tidak bayaran (kuduran) atau dengan sambatan,
(3) bebas dari kewajiban-kewajiban yang diwajibkan kepada
penduduk lainnya,
(4) bebas dari kewajiban-kewajiban yang lain yang sama
dengan pembebasan kewajiban untuk lurah; *
230