Page 243 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 243

Mochammad Tauchid

            Untuk Hukum Tua, dibayar Rp 2,50 oleh tiap-tiap orang yang
            kuat bekerja.
                Pallawatanah, yaitu kewajiban membayar bagi orang
            laki-laki yang kawin, Rp 5 buat yang kawin dengan perempuan
            dalam satu daerah Karaeng, Rp 9 buat orang yang kawin
            dengan orang di luar daerah Karaeng tetapi masih dalam satu
            distrik, dan Rp 15 buat orang yang kawin di luar distrik. Selain
            itu masih harus membayar lagi macam-macam lainnya
            menurut kebiasaan adat. Tradisi ini terdapat di Sulawesi
            Selatan
                Di daerah Yogyakarta dahulu terdapat berbagai macam
            kewajiban untuk rakyat, berikut akan dijelaskan secara men-
            detail


            a. Kewajiban bahu suku
                Kewajiban “bahu suku” dimaksudkan sebagai kewajiban
            bekel dan rakyat untuk keperluan Patuh (apanagehouder)
            pada waktu-waktu tertentu. Di antaranya ialah pada waktu
            perkawinan dan menyelamkan anak-anak raja, pada waktu
            pemakaman orang-orang bangsawan, pada waktu grebeg
            (perayaan maulud), hari penobatan dan ulang tahun raja, pada
            waktu kedatangannya Gubernur Jendral dan pembesar Be-
            landa lainnya. Begitu juga pada waktu perkawinan dan
            menyelamkan anak-anak Patuh. Menurut peraturan (pra-
            natan), tanggal  9 November 1903 ditentukan hari-hari yang
            mewajibkan rakyat harus bekerja serta berapa lamanya mereka
            harus bekerja menjalankan kewajiban bahu suku tersebut.
                Peraturan ini berlaku di daerah desa kejawèn maupun di
            daerah-daerah yang tanahnya sudah disewakan kepada on-
            derneming.

            222
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248