Page 240 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 240

Masalah Agraria di Indonesia

                    Besarnya pajak bumi ditetapkan bahwa pajak bumi
                sekurangnya 8% dan sebanyaknya-banyaknya 20% (pasal 7
                ajat 1 O.L.). Satu jumlah pajak yang paling besar di waktu
                zaman penjajahan belanda yang tidak ada bandingannya. Ka-
                lau pajak penghasilan dengan pembatasan yang dibebaskan
                dari pajak (niet belastbare inkomen) yang dulu pernah ditetap-
                kan pembebasan penghasilan di bawah f 90, kemudian dinaik-
                kan menjadi f 120, tetapi bagi tani tidak ada pembebasan,
                berapa senpun hasilnya dari tanahnya. Menurut perhitungan
                yang dipakai dalam menentukan pajak ialah sawah 1 ha yang
                hasil bersihnya kira-kira f 50 membayar pajak yang besarnya
                sampai 15 rupiah.
                    Menurut laporan “Onderzoek naar de belasting druk” dari
                Dr. J.W .Meyer Ranneft dan Dr. W. Huender 1924, diterangkan
                bahwa besarnya pajak bumi antara f 21,05 dan f 1,18 tiap-tiap
                bau atau f 0,72 dan f 0,07 tiap-tiap dacin padi. Pada kegagalan
                panen besarnya landrente dapat dikurangi, tetapi penghasilan
                sebenarnya sangat rendah dibandingkan denga taksiran biasa.
                Hal ini disebabkan karena baberapa hal, di antarnya karena
                kemiskinan penggarapnya hingga terpaksa tidak dapat
                mengerjakan tanah sebaik-baiknya. Sdangkan taksiran umum
                harus dipenuhi, maka landrente terkadang lebih dari 100%
                dari penghasilan sebenarnya. Tanah-tanah yang kurang baik
                terkadang disewakan dengan uang sewa sebesar landrente
                saja.
                    Di samping itu masih banyak beban dan kewajiban-kewa-
                jiban bekerja yang antara satu daerah dengan daerah lainnya
                tidak sama, yang diatur menurut adat. Ada juga yang kemu-
                dian dijadikan sebagai undang-undang yang diresmikan. Ma-
                cam-macam kewajiban tersebut adalah sebagi berikut.

                                                                   219
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245