Page 236 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 236

Masalah Agraria di Indonesia

                  mempunyai bagian tanah komunal dan mungkin di sam-
                  pingnya mempunyai bagian tanah komunal, dan mungkin
                  di sampingnya mempunyai tanah yasan dan pekarangan.
                  Orang inilah yang mempunyai hak sebagai warga desa yang
                  penuh. Mempunyai hak suara dalam desa, memilih lurah,
                  dsb. Di samping itu juga berkewajiban penuh atas pekerjaan-
                  pekerjaan untuk desa.
                  Orang ini dinamakan: wong baku (orang pokok), wong ken-
                  ceng (orang yang kuat hak tanahnya), wong ngayah (orang
                  yang menjalankan kewajiban negara, ayahan negara), kra-
                  man, gogol, sikep, ngarep, kuli kereg, somahan kuwat,
                  kuli baku, kuli ajeg, kuli, buat di daerah Jawa; oreng ken-
                  ceng, orang pangajé (daerah Madura; pribumi, jalma bumi,
                  bumén wantok, kuren tani, tani cekel (daerah Pasundan).
                  Orang-orang ini dianggap sebagai turunan “cikal bakal”
                  (eerste ontginners).
                2. Wong kendo (tidak begitu kuat haknya), yang dinamakan:
                  lindung ,wong ngindung, budi, budijan, mondok tempel,
                  mondok karang, magang tani (Jawa), oreng paroan oreng
                  teloan (Madura); yaitu orang-orang yang sekalipun punya
                  tanah yasan (milik perseorangan) tetapi belum punya tanah
                  gogolan (kongsen, tanah sanggan, pekulen), yaitu tanah ba-
                  gian dari desa. Ada juga yang tidak punya tanah pekarangan
                  dan rumahnya menumpang di pekarangan orang lain (me-
                  nempel, mengindung). Orang kendo ini menjadi calon gogol
                  (mangan tani) , kalau nanti ada lowongan tanah gogolan
                  tidak ada yang memegangnya maka dia naik jadi orang ken-
                  ceng. Karena haknya kurang (tidak mendapat tanah bagian
                  tanah komunal), sekalipun mempunyai tanah yasan kewa-
                  jibannya kurang dari orang kenceng.

                                                                   215
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241