Page 233 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 233

Mochammad Tauchid

              dukuh memutuskan sendiri urusan tanah lepas dari pusat
              desanya (krajannya), karena hanya menyangkut hal-hal
              yang mengenai kepentingan orang dalam satu dukuh itu
              saja. Seperti pernah terjadi di pedukuhan Tawangrejo dan
              Nogorejo (Kepanjen). Di sini nampak bahwa dukuh (seba-
              gian desa) mempunyai beschikkingsrecht, bilamana bes-
              chikkingsrecht tidak mengganggu kepentingan umum.
            2. Perubahan tanah gogol mendapat persetujuan dari ¾ suara
              gogol dalam desa. Seperti yang telah ditentukan oleh In-
              landsche Gemeente Ordonnantie tentang ini  sesuai dengan
              Conversiebesluit. Tetapi tidak jarang terjadi putusan itu
              cukup diambil atas dasar “sama mufakat” yang berarti ber-
              damai antara orang-orang yang bersangkutan saja dengan
              persaksian Lurah. Namun sebaliknya dapat juga “sama mu-
              fakat” itu harus diartikan bahwa putusan mengenai itu harus
              diambil dengan suara bulat.
            3. Di satu desa, untuk memutuskan tanah komunal (gogolan)
              harus dengan kemufakatan semua pemilik tanah (gogol dan
              kendoan, pemilik tanah yasan) dalam satu kumpulan. Tetapi
              di desa lainnya hanya oleh gogol, seperti terdapat di desa
              Ngadilangkung dan Curungrejo, Kepanjen. Di desa Gedok
              Kulon-Turen, tidak hanya gogol dan kendon saja yang boleh
              turut memutuskan bahkan orang numpangpun boleh juga
              turut mempunyai suara memutuskan. Di Cempokomulyo,
              orang kendon disebut sebagai “gogol yasan”.
            4. Di beberapa desa yang mempunyai hak suara (di samping
              kewajiban penuh terhadap desa) hanya gogol yang biasa
              disebut “orang yang wajib memilih petinggi”. Dalam hal
              lain, orang yang menumpang dapat juga hak suara di dalam
              desa, kecuali hal-hal yang penting (di antaranya mengenai

            212
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238