Page 334 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 334

Masalah Agraria di Indonesia

                uang angsuran penjualan tanah itu. Akhirnya “Kertas Probo-
                linggo” merosot harganya sampai menjadi 40%. Dengan
                mengeluarkan “Kertas Probolinggo” itu Daendels dapat mene-
                rima 3.500.000 ringgit.
                    Kecuali itu Daendels juga membeli tanah untuk dia sendiri
                di sekitar Jakarta dan bogor. Tanah itu dijual lagi kepada Pe-
                merintah untuk keperluan istana Gubernur Jenderal di Bogor.
                Lainnya dijual kepada partikelir. Dengan dagang tanah itu,
                Daendels mendapat keuntungan 9 ton (f. 900.000) untuk diri
                sendiri.
                    Kekuasaan Inggris di Indonesia yang biasa dinamakan
                “Tusschen Bestuur” (Pemerintah Selingan), dalam pimpinan
                Let. Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, bermaksud
                menghapuskan cara-cara yang dijalankan oleh pemerintah
                sebelumnya itu. Untuk ini Raffles mengadakan penyelidikan
                mengenai kedudukan hukum tanah bagi Rakyat Indonesia,
                dengan secara sistimatis. Hasilnya kemudian dipergunakan
                untuk menentukan dasar-dasar landrente-nya.
                    Cara leverancien dan contingenten paksaan yang dija-
                lankan oleh kompeni dan diteruskan oleh Daendels, dan mono-
                poli rempah-rempah dengan hongitochten-nya dihapuskan.
                Di Bengkulen masih terus di jalankan untuk beberapa waktu
                kemudian.
                    Setelah Belanda kembali di Indonesia dengan nama dan
                bentuk Pemerintahan Hindia Belanda, peraturan-peraturan
                monopoli dihidupkan kembali. Baru beberapa puluh tahun
                kemudian cara monopoli itu dihapuskan.
                    Dalam soal tanah Raffles berpandangan atas satu teori
                yang dibawa dari Inggris dan India, ditambah dari hasil pengli-
                hatannya di daerah Kerajaan Yogyakarta dan Surakarta

                                                                   313
   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339