Page 371 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 371

Mochammad Tauchid

            berlebih-lebihan. Dengan bertambahnya penduduk dan kema-
            juan perkebunan di Indonesia, maka sudah lain lagi soalnya.
            Pemerintah harus mempunyai kekuasaan yang penuh atas
            sesuatu yang tidak dapat diatur oleh desa.
                Pokoknya soal ini perlu untuk penguasaan. Menurut piki-
            ran itu, maka kekuasaan dan kedaulatan desa-desa yang dulu
            sebagai negara kecil-kecil sudah pindah ke tangan Negara, de-
            mikian golongan Pembela Domeinverklaring.
                Demikianlah persoalan yang timbul mengenai dasar-
            dasar hak milik tanah bagi Rakyat Indonesia. Bagaimanapun
            perdebatan itu hebatnya, tetapi untuk kepentingan kolonial,
            untuk kepentingan kekuasaan Negara, dan untuk menjamin
            eksploitasi tanah oleh modal besar, perlu Pemerintah mengu-
            asai tanah itu dengan Domeinverklaring sebagai pernyataan
            yang tidak boleh disangkal. Bagaimanapun juga untuk kepen-
            tingan Pemerintah perlu dipergunakan dalil Domeinverklaring
            itu. Pendapat Vollenhoven betul, tetapi tidak sesuai dengan
            kepentingan jajahan.
                Keraguan Pemerintah tentang dasar-dasar mengenai hak
            tanah itu ternyata pada waktu itu, pada waktu Syarikat Islam
            dan Budi Utomo bersama-sama akan mengadakan “Kongres
            Tani”. Dalam perundingan antara Cokroaminoto dengan Dr.
            Radjiman di Madiun diputuskan untuk minta bantuan biaya
            kongres itu kepada pemerintah. Kira-kira setengah bulan men-
            dapat balasan bahwa Pemerintah akan memberi uang berapa
            saja kekurangannya asal dalam Kongres Tani tadi jangan diper-
            debatkan: “Siapa yang mempunyai tanah di Indonesia’.
                Kemudian timbul lagi persoalan tentang pokok yang dipa-
            kai sebagai dasar Undang-undang Agraria selanjutnya. Timbul
            persoalan, dilanjutkan atau tidaknya dasar itu. Dengan Kepu-

            350
   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376