Page 377 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 377

Mochammad Tauchid

              di daerah-daerah dapat dibenarkan, bilamana tidak berten-
              tangan dengan pokok tujuan itu. Di samping itu dasar-dasar
              yang baik yang ada dalam masyarakat (dasar-dasar gotong-
              royong dan sebagainya), dipelihara dan dikembangkan se-
              suai dengan tujuan di atas dalam bentuk modern.
            2. Sesuai dengan asas bahwa semua warga negara itu sama
              hak dan kewajibannya, samalah pula hak warga negara atas
              tanah. Dan atas dasar-dasar pengertian, bahwa hanya ada
              satu macam saja warga negara, tidaklah tempatnya membe-
              da-bedakan hak warga negara golongan satu dengan lain-
              nya.
              Persoalan yang sering timbul yaitu bagaimana hak warga
              negara “bekas orang asing” atas tanah. Persoalan ini timbul
              karena sisa politik penjajahan yang lampau, di mana orang
              asing mendapat hak-hak istimewa, diantaranya hak tanah
              secara istimewa dengan merugikan rakyat Indonesia. Mere-
              ka merupakan golongan sendiri di atas masyarakat Indone-
              sia, yang mencolok mata keadaannya. Pendapat yang ingin
              membedakan hak antara warga negara ‘asli’ dengan warga
              negara ‘bukan asli’ atas tanah timbul sebagai ‘aksi pemba-
              lasan’ yang timbul karena warisan sejarah yang lampau.
              Dulu kepada mereka, sesuai dengan politik penjajahan, dibe-
              rikan hak-hak istimewa di atas orang-orang Indonesia yang
              sekarang menjadi ‘warga negara asli’. Timbul kekhawatiran
              bahwa warga negara ‘bukan asli’ tadi, yang merupakan ‘go-
              longan ekonomi kuat’, dengan hak tanahnya nanti akan
              merugikan dan menindas kepentingan rakyat Indonesia
              ‘asli’.
              Aksi pembalasan semacam ini yang timbul karena ‘sentimen
              borjuis’, mudah dimaklumi. Bahkan dapat dimaklumi pula

            356
   372   373   374   375   376   377   378   379   380   381   382