Page 378 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 378
Masalah Agraria di Indonesia
sesalan orang, mengapa orang asing itu diberi pintu masuk
warga negara dengan hak-hak lainnya.
Memang, kalau kita tidak berpegangan dengan dasar-dasar
politik di atas, sekalipun kita menutup pintu bagi warga nega-
ra ‘bukan asli’ itu, toh akan timbul aksi merajalela, dari orang
Indonesia yang sekarang menjadi ‘warga negara asli’.
Maksud untuk melindungi golongan yang ‘ekonominya
lemah’ dari serangan golongan yang ‘ekonominya kuat’,
dengan membedakan hak milik tanah di antara warga ne-
gara, tidak dapat dibenarkan, dengan dipakainya ‘garis keas-
lian’ dan ‘bukan keaslian’ kewarganegaraan. Golongan yang
lemah dan golongan yang kuat dalam ekonomi tidak dapat
ditarik garisnya dengan perbedaan kulit dan keaslian atau
bukan keaslian.
Kenyatan bahwa orang Indonesia lebih miskin umumnya
dari orang yang dulu sebagai orang asing, tidak dapat selesai
dijawab dengan ‘aksi pembalasan’ itu, karena pangkalnya
bukan terletak pada perbedaan kulit dan darah.
Perlindungan kepada orang Indonesia asli sebagai golongan
yang lemah ekonominya dengan cara demikian tidak ada
artinya apabila di samping itu dilepaskannya kaum modal
raksasa di gelanggang perlombaan dengan segala keleng-
kapan dan peralatannya untuk bertarung dengan ‘si lemah’,
sebagai pelepasan Harimau untuk berlomba dengan si
Kambing lemah. Perlindungan itu sebagai pagar berlubang-
lubang pengurung kambing, dimana kuku harimau masih
leluasa masuk menerkam kambing yang dilindungi itu.
Dengan memegang dan menjalankan betul-betul pokok-
pokok yang dikemukakan di muka yaitu bahwa (a) Tanah
itu hanya untuk orang tani untuk diusahakan sendiri
357