Page 383 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 383
Mochammad Tauchid
usaha, hanya sekedar menembel-nembel beberapa pera-
turan yang sifatnya hanya untuk mengatasi keadaan dan
menentramkan kekacauan. Jangan mandeg selama kekacau-
an reda atau sudah puas kalau rakyat diam sementara, dengan
anggapan bahwa rakyat sudah lupa akan tuntutan-tuntutannya
dari keadaan yang sangat menyedihkan itu. Sikap semacam
ini menjadi rintangan dan hambatan bagi segala cita-cita dan
usaha.
Dengan pendirian sebagai yang ditegaskan di muka
dengan rancangan yang seksama dan persiapan-persiapan
yang cukup, kita melangkah ke pembaruan.
Dalam kita membuat rancangan pelaksanaan tujuan
tersebut titik berat usaha kita bukanlah semata-mata hanya
mengadakan perubahan di lapangan hukum. Perubahan hu-
kum saja belumlah suatu jawaban atas segala kesulitan dan
keadaan yang kita warisi dari penjajahan yang lampau. Hukum
adalah alat untuk tujuan politik. Bukanlah perubahan hukum
semata-mata yang harus dilaksanakan dan diwujudkan tetapi
terutama melaksanakan dasar-dasar dan politik kemakmuran
rakyat dengan tanah sebagai pangkal dan sumbernya.
Perubahan hak milik tanah di lapangan hukum dari hak
meminjam atau hak memakai menjadi hak milik perseo-
rangan yang kuat atas tanah miliknya yang sekecil seperti
sekarang bagi tani di Jawa, tidak mengubah kehidupan pemi-
liknya. Dengan hukum yang bagaimanapun kuatnya juga,
tanah yang hanya ¼ ha bagi keluarga tani dengan tingkat per-
tanian dan cara produksi seperti sekarang ini, tidak akan
membawa perubahan penghidupan pemiliknya, dan tidak
akan dapat memberi makan kenyang dan pakaian yang baik.
Yang penting adalah perubahan keadaan sekarang ini bagi
362