Page 416 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 416

Masalah Agraria di Indonesia

                    diperbolehkan bercampur dalam mengusahakan tanah
                    pertanian, mengakibatkan pula benih-benih pertikaian.
                    Sistem demikian gampang menimbulkan rasa pertentangan
                    dan perbedaan antara golongan penduduk (asli) dan kaum
                    transmigranten yang dianggap sebagai ‘orang asing’ keada-
                    an demikian sejalan dengan politik kolonial yang dijalankan
                    oleh pemerintah Hindia Belanda di waktu itu. Sebagai akibat
                    dari keadaan stelsel tersebut, maka sesudah rakyat mendapat
                    kesempatan mengeluarkan perasaan dan pikirannya kita
                    lihat masing-masing pihak mengemukakan pendirian ma-
                    sing-masing. Penduduk asli menuntut supaya tanah-tanah
                    daerah transmigrasi dikembalikan kepada marga atau para
                    transmigranten akan dipungut ‘sewa bumi’ atas tanah yang
                    dikerjakan dan mereka tak punya hak memilih dan dipilih
                    dan lain-lain sebagainya.
                    Sebaliknya pula daerah-daerah transmigrasi ingin terus
                    merupakan daerah tersendiri dengan keadaan dan susunan
                    pemerintahan tersendiri pula, dengan mengemukakan
                    berbagai alasan.
                    Tuntutan-tuntutan dari kedua belah pihak itu berkisar di
                    sekitar hak mengenai tanah. Keadaan yang berlaku dan
                    sampai sekarang belum mendapat penyelesaian ialah para
                    transmigranten di daerah-daerah kolonisasi lama itu mema-
                    kai tanah berdasarkan hak usaha (gebruikscrecht, hak me-
                    makai). Berdasarkan pula hak memakai itu dengan sendi-
                    rinya berarti para transmigranten tidaklah mempunyai
                    kekuasaan sepenuhnya atas tanah yang dikerjakan, di anta-
                    ranya mereka tidak diperbolehkan menyewakan, mengga-
                    daikan, apalagi menjual-belikan tanah yang dikuasai mere-
                    ka.
                    Sesuai dengan hukum adat yang ada dalam marga-marga
                    terhadap orang asing memang hanya berlaku hak usaha
                    atas tanah. Dan sebagai lanjutannya pula bagi orang asing
                    tersebut tidak mempunyai hak memilih dan dipilih menge-
                    nai pamong marga setempat. Berdasarkan ini para tran-
                    smigranten umumnya dianggap sebagai orang asing dalam
                    marga yang bersangkutan, hingga mereka tak punya hak-

                                                                   395
   411   412   413   414   415   416   417   418   419   420   421