Page 53 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 53
42 Dian Aries Mujiburohman
4) Keputusan Hakim (Yurisprudensi)
Terminologi yurisprudensi berasal dari kata Jurisprudentia
(bahasa Latin), yang berarti pengetahuan hukum (Rechtsgeleerdheid).
Sebagai istilah teknis yuridis di Indonesia, sama pengertiannya kata
“Jurisprudentie” dalam bahasa Belanda dan “Jurisprudence” dalam
bahasa Perancis, yaitu yang berarti hukum peradilan atau peradilan
tetap. Dalam bahasa Inggris maka terminologi “Jurisprudence”
diartikan sebagai teori ilmu hukum, sedangkan pengertian
yurisprudensi dipergunakan dalam rumpun sistem “Case Law” atau
“Judge-made Law”. Kemudian kata “Jurisprudenz” dalam bahasa
Jerman berarti ilmu hukum dalam arti yang sempit (aliran ajaran
hukum), misalnya Begrif-jurisprudenz, Interressen jurisprudenz
dan lain sebagainya. Istilah teknis bahasa Jerman untuk pengertian
yurisprudensi, adalah kata “Ueberlieferung”. 59
Dalam sistem hukum Indonesia, tidak semua putusan pengadilan
dapat menjadi atau dianggap yurispudensi, putusan pengadilan
dianggap sebagai yurispudensi harus memenuhi syarat-syarat,
yaitu: (i) harus sudah merupakan putusan yang mempuyai kekuatan
hukum tetap; (ii) dinilai baik dalam arti memang menghasilkan
keadilan bagi pihak-pihak bersangkutan; (iii) putusan yang berulang
beberapa kali atau dilakukan dengan pola yang sama di beberapa
tempat tepisah; (iv) norma yang terkandung didalamnya memang
tidak terdapat peraturan tertulis yang berlaku, atau kalaupun
ada tidak begitu jelas; (v) putusan dinalai telah memenuhi syarat
sebagai yurisprudensi dan direkomendasikan oleh tim eksaminasi
atau tim penilai sendiri yang dibentuk oleh Mahkamah Agung atau
Mahkamah Konstitusi untuk menjadi yurisprudensi bersifat tetap. 60
Indonesia, Cet Kesebelas (Jakarta:Ichtiar Baru, 1989), hlm. 120.
59 Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Perundang-Undangan
dan Yurisprudensi, (bandung: Alumni, 1979), hlm. 56.
60 Jimly Asshiddiqie, Pengantar,Op Cit.,hlm. 142-143.