Page 48 - Pengantar Hukum Tata Negara
P. 48

Pengantar Hukum Tata Negara  37


              tertulis. Penjelasan UUD 1945 berbunyi:
                  “Undang-Undang Dasar    suatu  negara  ialah  hanya  sebagian
              dari hukum  dasar  negeri itu. Undang-Undang Dasar  ialah  hukum
              dasar yang tertulis sedang disampingnya Undang-Undang Dasar itu

              berlaku  juga  hukum  dasar  yang tidak  tertulis, ialah  aturan-aturan
              dasar  yang timbul dan  terpelihara  dalam  praktek  penyelengaraan
              negara meskipun tidak tertulis”.
                  Hukum dasar yang tidak tertulis disebut juga dengan konvensi,

              kebiasaan  ketatanegaraan  atau  hukum  adat. dalam   konteks
              penjelasan  UUD 1945 asli hukum  dasar  yang tidak  tertulis  adalah
              konvensi karena  dalam  akhir  kalimat  “aturan-aturan  dasar  yang
              timbul dan   terpelihara  dalam  praktek  penyelengaraan  negara
              meskipun tidak tertulis”.
                  Konvensi atau  kebiasaan  ketatanegaraan  mempuyai kekuatan

              yang sama dengan undang-undang karena diterima dan dijalankan,
              bahkan  sering kali kebiasaan  ketatanegaraan  dapat  mengeser
              peraturan  hukum  yang tertulis. 47  Konvensi tidak  mempuyai daya
              paksa  secara  hukum, sanksi hukum, upaya  hukum  atau  lembaga
              yang dapat  secara  langsung digunakan  untuk  mendorong atau
              memaksa penaatan terhadap konvensi. 48

                  Konvensi menurut   Dicey  adalah: 1) konvensi adalah  bagian
              dari kaidah  ketatanegaraan  (konstitusi) yang tumbuh, diikuti dan
              ditaati dalam  praktek  penyelengaraan  negara; 2) konvensi sebagai
              bagian  dari konstitusi tidak  dapat  dipaksakan  oleh  (melalui)
              pengadilan; 3) konvensi ditaati semata-mata  di dorong oleh  etika,
              aklak atau politik dalam penyelengaraan negara; 4) konvensi adalah




              47  Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara
                  Indonesia,  cet. Kelima, (Jakarta:Pusat Studi Hukum Tata Negara   FH
                  UI, 1983), hlm. 50.
              48  Bagir  Manan,  Konvensi Ketatanegaraan,  (Bandung: Armico, 1987),
                  hlm. 49.
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53