Page 8 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 8

Belanda dan di babakan waktu kemudian oleh rezim kolonial Jepang
             saat mereka berkuasa.
                 Selanjutnya penulis juga telah menguraikan bagaimana era pasca
             proklamasi kemerdekaan yang melahirkan kebijakan Hak Menguasai
             Negara (HMN) atas sumber-sumber agraria ikut mewarnai pasang-surut
             kehidupan masyarakat lokal. Tak lupa berkat politik liberalisasi ekonomi
             yang dianut rezim penguasa Orde Baru yang diteruskan konsisten  oleh
             rezim-rezim penguasa pasca reformasi, datanglah gelombang-gelombang
             penetrasi perusahaan-perusahaan besar perkebunan, tambang, perikanan,
             dan lain-lain yang mendesak kian kuat ketersediaan ruang-ruang
             kehidupan yang ada. Dalam kaitan ini atas nama pertumbuhan ekonomi
             berbondong-bondonglah para pemodal besar datang memperebutkan
             hak-hak konsesi pengelolaaan sumber-sumber agraria. Hal yang tak boleh
             abai pula  adalah menyangkut posisi Delta Mahakam sebagai wilayah
             strategis terdepan yang pernah ikut terlibat penting dalam operasi politik
             konfrontasi menghadapi pembentukan Federasi Malaysia di awal 1960-an.
             Dengan demikian sekali lagi, Delta Mahakam dengan komunitas lokal
             yang hidup di dalamnya sungguh menjadi suatu lokus yang amat intens
             menerima terpaan dinamika ekonomi-politik dari berbagai aras berkat
             posisi geostrategik dan kekayaaan sumber-sumber agrarianya. Proses-
             proses integrasi dan disintegrasi sosial di berbagai aras menjadi penanda
             penting kehidupan di wilayah ini.
                 Dengan tidak bermaksud mengulang aspek-aspek rinci transformasi
             struktur sosio-agraria komunitas sosial Delta Mahkam yang dengan
             mengalir dan menarik berhasil dideskripsikan dan ditelaah sang penulis,
             maka di kesempatan ini saya hanya akan  mencoba mengabstrasikan
             transfomasi agraria macam apa yang sesungguhnya yang telah, sedang,
             dan akan terjadi dengan mengandaikan kasus Delta Mahakam sebagai
             Indonesia Mini yang kaya dengan kandungan sumberdaya alam.
                 Pertama-tama, dengan lebih dahulu saya memberikan penghargaan
             tinggi kepada DR. P. Setia Lenggono atas jerih payah tulisannya ini, maka
             saya juga ingin menyatakan bahwa buku ini sungguh layak dirujuk dan
             sekaligus diposisikan sebagai bagian dari ikhtiar kuat sang penulis untuk



             Kata Pengantar                                               vii
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13