Page 12 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 12
integritas territorial (territorial integrity) negara sebagai tujuan, bukan
sebagai sarana untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Hal terakhir ini sengaja ditekankan karena sebagai wilayah yang relatif
terletak dekat dengan negara tetangga, dan pernah terlibat sebagai
wilayah penting pendukung politik konfrontasi anti Malaysia di masa
lalu maka bayang-bayang pendekatan keamanan tak pernah benar-benar
lekang. Kini dengan Istilah lain namun tetap dengan rasa ‘pendekatan
keamanan’ tadi sering disepadankan dengan istilah ‘daerah transit’, yang
maknanya ada bayang-bayang kerawanan ekonomi-politik yang tinggi
dibanding daerah lainnya.
Julukan ‘daerah transit’ ini berkonotasi tidak semata pada proses
migrasi penduduk antar lintas batas Negara namun lebih dari itu dinilai
sarat dengan kerawanan ekonomi-politik tadi. Namun perlu ditegaskan
bayangan ‘kerawanan keamanan’ yang satu ini tak pernah benar-benar
menyentuh pada soal nasib penduduk lokal yang tergusur atau kehilangan
ruang-ruang kehidupannya, utamanya oleh kehadiran penetrasi dan
ekspansi para pengusaha besar. Artinya soal ketahanan hidup (livelihood
security) masyarakat lokal tidak pernah masuk sebagai bagian dari
pengembangan kebijakan agraria yang memiliki nilai geopolitik strategis.
Dengan demikian, jika ‘adil’ dimaksudkan sebagai mengemukanya sikap
negara yang seimbang dan menengahi (fair dealing) dalam semangat
moderasi dan toleransi antar kelompok-kelompok sosial yang berlatar
aneka budaya, termasuk mencari sikap yang sepadan atas penetrasi kuasa-
kuasa ekonomi-politik supradesa maka gejolak-gejolak dan ketegangan-
ketegangan sosial yang kini makin menggejala kuat tentu akan lebih
mudah dikelola bahkan diredam. Lebih dari itu kesenjangan sosial
bisa lebih diatasi dan rasa keadilan pun akan mencuat ke luar, tak lain
berkat kosekuensi kehadiran konkrit institusi negara pengemban amanat
konstitusi di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Menutup kata pengantar ini, sekali lagi saya mengucapkan selamat
kepada rekan Dr. P. Setia Lenggono atas terbitnya buku ini oleh STPN
Press Yogyakarta, kampus yang begitu produktif mengisi berbagai publikasi
Kata Pengantar xi