Page 155 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 155

Keistimewan Yogyakarta
            Politik pencitraan tentang Yogyakarta begitu kuat akibat ke-
            mampuan para pemimpinnya memainkan simbol-simbol
            demokrasi modern. Tentu banyak orang tidak menyadari akan
            apa yang dihasilkan oleh Yogyakarta sebagai sebuah wilayah
            kerajaan dengan semangat feodalisme yang kental, namun
            justru mampu membangun sistem pemerintahan berbasis ma-
            syarakat. Artinya politik monarkhi konstitusional yang
            dibangun pada aras bawah mampu menutup kesan absolut
            kekuasaan politik elite sebagai simbol. Karena dengan hasil
            pemilihan umum yang relatif sukses di Yogyakarta, kesan Yog-
            yakarta sebagai pelopor demokrasi menguat di media. Mena-
            riknya, media begitu gegap gempita menyambut sukses pemilu
            Yogyakarta sebagai contoh dan model pembangunan sistem
            pemerintahan di daerah provinsi lainnya.
                Setelah berhasil membangun sistem pemerintahan mo-
            dern pada tahun 1951, Yogyakarta layak menyebut dirinya–
            meminjam bahasa Poerwokoesumo—’Yogyakarta kini telah
            mendemokratisir lembaga pemerintahannya. Dengan adanya
            DPR ini alat untuk mendemokratisir Daerah Istimewa Yogya-
                               53.
            karta sudah tersedia’  Kini giliran pemerintah pusat menye-
            lenggarakan pemilihan umum secara nasional pada tahun
            1955. PA VIII kembali memimpin penyelenggaraan pemilihan
            umum untuk Yogyakarta. Sekalipun pemilu 1955 untuk memi-
            lih anggota DPR pusat dan anggota Konstituante, para pemim-
            pin daerah yang diserahi tanggung jawab sangat berusaha ke-
            ras untuk mewujudkan harapan pemilu yang sukses. Yogya-
            karta merasa dirinya jauh lebih siap dibanding wilayah lain




            53  Lihat Soedarisman Poerwokoesoemo, ‘Proces... Loc.cit.

            132
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160