Page 282 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 282

Penutup

               yang selama ini memperoleh privilage-privilage dari sistem
               yang berjalan selama ini dan kemudian diperkuat dengan
               konstruksi keistimewaan akan terus menguasai sumber-sum-
               ber penting akumulasi kapital yang makin besar. Sedangkan
               masyarakat yang tidak tersuarakan dalam konstruksi sebagai
               subyek bungkam semakin tidak memperoleh akses yang relatif
               semakin besar pada masa-masa selanjutnya.
                   Upaya untuk meneguhkan dan memperkuat posisi kebu-
               dayaan lokal dalam bahasa melestarikan kebudayaan lokal
               sebagai kekayaan bangsa patut dihargai dan didukung. Namun
               kini ditengah arus kebudayaan yang demikian cepat dan
               sangat deras menggempur hampir semua referensi-referensi
               nilai-nilai kebudayaan, melihat otoritas tradisional sebagai
               pusat yang paling dapat mengendalikanya adalah sesuatu yang
               agak terlalu percaya diri. Yogyakarta sedang berubah ke arah
               yang berada diluar batas-batas nilai tradisional untuk mampu
               mengendalikanya. Konstruksi keistimewaan meskipun nan-
               tinya akan menjadi kekuatan pengendali tetapi tetap bukan
               merupakan jawaban atas perubahan tata kebudayaan ini.
                   Sebagai kata kerja, keistimewaan seperti sebuah subyek
               dari “permainan” sejarah, budaya, dan kekuasaan yang kon-
               tinyu. Sebagai titik-titik tidak stabil dari sebuah identifikasi,
               atau sesuatu yang bersifat tambal sulam. Merupakan sebuah
               upaya untuk menemukan posisi yang tepat bagaimana keis-
               timawaan menjadi sesuatu yang substansial. Kekhususan atau
               keistimewaan sebuah tempat bukan ditentukan oleh sejarah
               internalnya yang panjang namun kenyataan bahwa tempat
               itu dibangun dari konstelasi hubungan tertentu dan disuarakan
               secara bersama-sama. Tidak ada satu kelompok yang karena
               batasan struktural atau kultural tidak dapat mengisi dan ikut

                                                                  259
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287