Page 280 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 280
Penutup
menjadi pembelajaran untuk memikirkan ulang bagaimana
cara terbaik, untuk di satu sisi hukum nasional ditaati, dan di
sisi lain bagaimana hukum itu dijalankan di atas ruang sosial,
historis, dan geografis yang ada. Melalui Yogyakarta, bukan
saja bagaimana kemudian UUPA ‘memandang’ hukum adat,
namun sekaligus bagaimana lokalitas-lokalitas itu ‘meman-
dang’ balik UUPA. Sebagaimana pengalaman Reforma Agraria
di India, pemikiran ke arah pelaksanaan Reforma Agraria yang
diatur oleh pemerintah (hukum) pusat, namun pelaksanannya
diserahkan kepada daerah-daerah, perlu dilakukan. Hal ini
mengingat perbedaan kondisi masyarakat dengan latar se-
jarah yang berbeda dan pengalaman politik yang multiragam.
Bila aspek pertanahan dianggap sebagai salah satu sub-
stansi keistimewaan Yogyakarta, maka ia terletak bukan pada
status kepemilikannya; SG, PAG, ataukah negara, akan tetapi
apakah penguasaan itu diperuntukkan sebesar-besarnya bagi
rakyat, jaminan aksesibilitas, dan kepastian hukum pada
mereka.
E. Mengingat dan Melupakan: Berbagai Aspek
Keistimewaan Yogyakarta
Sebagai sebuah konstruksi, keistimewaan membutuhkan
perangkat pendukung yang membuatnya layak disebut isti-
mewa meskipun keistimewaan itu baru muncul ketika ia
didinamisir dengan republik/kekuasaan pusat/atau pemerin-
tah pusat. Untuk membuatnya layak disebut istimewa maka
dua hal paling krusial selalu disebut sebagi cara untuk meng-
ingatkan. Dua yang krusial itu adalah sejarah dan aspek perta-
nahan yang dinilai lain dari pada yang lain. Namun dua hal ini
mengandung sesuatu yang tidak hanya tidak dapat terdefi-
257