Page 277 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 277

Keistimewan Yogyakarta
            dewan lewat partisipasi publik. Sekalipun jalan yang diambil
            adalah pemilihan umum dan merupakan hal yang baru. Di
            bawah PA VIII proyek idealis itu dijalankan, menariknya,
            sekalipun dengan cara-cara yang sangat parsial, pemilu dapat
            menghasilkan lembaga dewan yang lebih representatif. Pada
            masanya hal itu jauh lebih baik dibanding sistem penunjukan
            yang banyak menimbulkan masalah.
                Banyak orang mengira apa yang dilakukan Yogyakarta
            dalam membangun sistem pemerintahan sangat unik, seti-
            daknya, Yogyakarta sangat kental nuansa kerajaan dengan
            bumbu-bumbu yang masih feodal. Namun dua rajanya kemu-
            dian mencoba memecah kejumudan itu dengan mengizinkan
            wilayah kekuasaannya diselenggarakan pemilihan umum
            untuk membangun sistem pemerintahan yang demokratis.
            Pemikiran dua raja Yogyakarta itu menyiratkan dari keinginan
            mereka dilihat sebagai raja yang modern dengan mengap-
            likasikan ide-ide Barat sebagaimana ia dididik, tetapi sekaligus
            juga ingin menyelamatkan keraton agar tetap berwibawa
            dengan tidak mengizinkan kursinya disentuh pihak lain.
                Artinya, pendistribusian kekuasaan dengan cara-cara
            pemilu dianggap demokratis sekaligus memberikan kesan
            bahwa rakyat akan mudah memahami bahwa kekuasaan raja
            tetap mutlak di tangannya sekaligus sebagai pemimpin kepala
            daerah. Inilah kecerdikan HB IX dan PA VIII dalam memain-
            kan kartu politik secara santun sekaligus politik pencitraan
            yang kuat tanpa kehilangan sedikitpun pamor dan kekuasa-
            annya.
                Pembacaan lebih luas atas pengalaman Yogyakarta
            dalam membangun sistem pemerintahan secara demokratis
            menjadi tolok ukur untuk melihat Yogyakarta dan demokra-

            254
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282