Page 59 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 59
Keistimewan Yogyakarta
pemimpinnya. Oleh sebab itu, pemaknaan atas isu tersebut
harus melibatkan penuh rakyat, berbagai elemen masyarakat,
juga para pemimpin yang ada, dengan membaca isu tersebut
secara lebih luas tidak hanya masalah elite kekuasaan belaka.
Persoalan pengelolaan ruang baik yang ada di pedesaan-per-
kotaan, isu agraria, budaya, pendidikan, dan ekonomi, menjadi
elemen pembangun atas legitimatif-tidaknya status keistime-
waan itu disandang.
Berbagai perdebatan isu tersebut yang menjadikan seja-
rah sebagai dasar legitimatif namun juga problematis. Sebab
argumen yang dibangun didasarkan pada tindakan merekons-
truksi masa lalu. Sebagaimana sebuah rekonstruksi atas
pengetahuan, ia adalah tindakan yang tidak sepenuhnya net-
ral, meski juga tidak selalu politis. Dalam proses memilih dan
memilah unsur-unsur pembangun realitas historis itu, terda-
pat proses pengingatan sekaligus pelupaan. Kedua hal itu
saling berkontestasi dalam ruang pemaknaan di masyarakat,
disadari atau tidak. Isu yang seringkali dilupakan dalam
pemaknaan itu yang sengaja diangkat di sini semisal adalah
bagaimana ruang di perkotaan dan pedesaan diatur. Dalam
isu ini, elite pemimpin DIY beberpa kali lebih mendahulukan
kepentingan pemilik modal daripada kepentingan rakyatnya.
Berbagai mall dan toko waralaba diberi izin pembangunan
bersanding dengan pasar dan warung yang sudah ada. Semen-
tara di pedesaan, tanah-tanah yang telah dikelola oleh rakyat
sebagai lahan pertanian malah bergerser menjadi sumber
konflik sebab terancam akan dieksploitasi oleh perusahaan
pertambangan yang juga telah diizinkan oleh pihak pemerintah
dan pemimpin tradisional di Yogyakarta.
Berbagai argumen yang sifatnya historis baik yang
36