Page 61 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 61

Keistimewan Yogyakarta


                              Aspek Yuridis Keistimewaan Yogyakarta
               Berikut beberapa dasar yuridis yang sering dirujuk dalam mempertahankan argumen tentang keistimewaaan
               Yogyakarta.
               1.  Keberadaan Kasultanan dan Kadipaten selama pemerintah kolonial tidak diatur dengan ordonantie, namun
                 melaluiperjanjianyangdisebutpolitiekecontract.Terdapat3kaliperjanjian:
                 -  1877, pada masa Hamengku Buwono VII: diatur mengenai hubungan gubernemen dan Sultan, hak dan
                   kewajibanSultan,hakdankewajibanGubernemen,danmasalahkerumahtangaankasultanan
                 -  1921, pada masa Hamengku BuwonoVIII: mengenai keuangan kasultanan, gaji Sultan, dan pertahanan dan
                   keamanan,
                 -  18 Maret 1940, oleh HB IX dengan Gubjend. Tjarda van Sterkenborgh: kontrak politik ini dirinci dalam 59 pasal
                   dan 16ketentuan pokok.Terdapatpembahasan tentangketentuankekuasaan Sultan yang dibagimenjadidua
                   macam (umum dan khusus). Umum: kekuasaan memerintah sendiri, hak dan kewajiban Sultan, hak dan
                   kewajiban Gubernemen, dan hubungan dengan daerah swapraja lainnya. Khusus: kewenangan sendiri dalam
                   perundang-undangan, peradilan, kepolisian, perpajakan, pengajaran, perawatan, kesehatan, pertambangan,
                   dankehutanan.
               2.  PenghapusanKepatihan(Danuredjo): 1Agustus1945denganpensiunnyapatih,Sultantidakmengangkat lagipatih
                 baru. Beliau mengambil alih dan menjalankan sendiri tugas pemerintahan yang sebelumnya di tangan patih yang
                 merupakanwakilkekuasaanBelanda.
               3.  Ketika RI diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, presiden Soekarno segera mengirim Piagam Penetapan
                 PresidenRItertanggal19Agustus1945.isinyaadalah:
                   'KamiPresidenRepublikIndonesiamenetapkan:
                   Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalaga Abdurrakhman Sayidin
                   Panatagama Kalifatullah ingkang kaping IX ing Ngayogyakarta Hadiningrat, pada kedudukannya, dengan
                   kepercayaan bahwa Sri Paduka Kanjeng Sultan akan mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga untuk
                   keselamatandaerahYogyakartasebagaibagianRepublikIndonesia'.
               4.  DidalamUndang-UndangDasar1945,Pasal18aayat1:
                   'Dalam teritori negara Indonesia terdapat 250 'Zelfbesturende landschappen' dan 'Volkgemeenschapen'
                   seperti desa di Jawa dan Bali, negeri Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dan sebagainya. Daerah-
                   daerah itu mempunyai susunan asli, dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat
                   istimewa. Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut dan segala
                   peraturannegarayangmengenaidaerahituakanmangingatihak-hakasal-usuldaerahtersebut'.
               5.  Amanat/Maklumat5September1945olehSultanHamengkuBuwonoIXdanPakuAlamVIIIyangberbunyi:
                            AMANAT SRI PADUKA INGKENG SINUWUN KANGDJENG
                                      SULTAN
                     Kami Hamengku Buwono IX, Sultan Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat menjatakan:
                     1.  Bahwa Negeri Ngajogjakarto Hadiningrat jang bersifat Keradjaan adalah daerah
                       istimewa dari Negara Republik Indonesia.
                     2. Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri
                       Ngajogjakarto Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada
                       dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngajogjakarto Hadiningrat mulai
                       saat ini berada ditangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja kami pegang
                       seluruhnya.
                     3. Bahwa perhubungan antara Negeri Ngajogjakarto Hadiningrat dengan Pemerintah
                       Pusat Negara Republik Indonesia, bersifat langsung dan Kami bertanggung djawab atas
                       NegeriKamilangsungkepadaPresidersRepublikIndonesia.
                     Kami memerintahkan supaja segenap penduduk dalam Negeri Ngajogjakarto Hadiningrat
                     mengindahkanAmanatKamiini.
                          Ngajogjakarto Hadiningrat, 28 Puasa Ehe 1876 atau 5-9- 1945.
                                  HAMENGKU BUWONO IX
                 Amanat/Maklumat ini disusul dengan Amanat/Maklumat dari Paku Alam yang bunyinya persis sama. Teks ini
                 dianggap sebagai tonggak penting sebab berisi pernyataan menjadi bagian dari RI sekaligus mendeklarasikan diri
                 sebagaidaerahistimewa.
               6.  Maklumat 30 Oktober 1945: terdapat pernyataan tentang kekuasaan yang sebelumnya dipegang oleh pemerintah
                 jajahan Belanda dan Jepang telah direbut oleh rakyat dan diserahkan kembali kepada Sultan Hamengku BuwonoIX
                 dan Paku Alam VIII; tidak perlunya lagi Sub-komisariat di daerah Yogyakarta yang berfungsi sebagai perantara
                 denganpemerintahRI.
               7.  Dengan keluarnya UU No. 22/1948, dimngkinkan daerah swapraja dijadikan daerah istimewa. Maka Yogyakarta
                 dijadikanDaerahIstimewaberdasarkanUUNo.3Tahun1950.
               8.  Telah terjadi demokratisasi dengan dibentuknya Badan Pekerja KNI (BP-KNI) Yogyakarta yang dianggap sebagai
                 wakilrakyat YogyakartayangkemudiandinyatakansebagaiBadan Legislatif(DPR,pembuat undang-undang).Pada
                 gilirannya nanti dilakukan pemilu lokal/ daerah tahun 1951 guna memilih anggota legislatif. Pemilu lokal di
                 Yogyakartainimenjadicontohpembelajarancarabagaimanaberdemokrasi(prosedural)kalaitu.
               9.  Maklumat No. 18 tahun 1946: BP-KNI yang telah terbentuk di atas kemudian diwujudkan menjadi DPRD. Dengan
                 demikian terpisah antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Maklumat ini selain ditanda-tangani oleh Sultan
                 HamengkuBuwono IXdanPakuAlamVIII,jugaditandatanganiolehMarlan,sebagaiketuaterpilihDPRD.
              Sumber: diringkas dari Soedarisman Poerwokoesoemo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta: UGM Press, 1984
            38
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66