Page 58 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 58
Pendahuluan
rah kontrak politik tersebut. Perspektif umum yang muncul
dalam melihat maklumat penggabungan diri memunculkan
citra-citra positif tentang sikap-sikap altruistik tertentu. Situasi
kebersamaan dalam perjuangan dan kepentingan bersama
untuk mengukuhkan sebuah episode negara bangsa baru me-
mungkinkan dan—dalam batas tertentu—mengharuskan
semua orang melihat maklumat itu dalam kerangka peneguhan
republik. Tetapi maklumat tersebut sebenarnya menandakan
dibuatnya kontrak baru dalam momen dan situasi yang baru
pula.
Status ‘keistimewaan’ dalam maklumat 5 September 1945
mengandung dua makna; pertama, menghapus segala bentuk
pembatasan-pembatasan yang tercantum dalam kontrak poli-
tik dengan pemerintah kolonial sekaligus menandai momen
penting keterlepasan Kesultanan dari belenggu aturan kolo-
nial, kedua, pengakuan kekuasan entitas politik baru yang
memberi rasa nyaman khusus karena terikat dalam suatu iden-
titas bersama yang meyakinkan; Republik Indonesia. Pergan-
tian situasi politik nasional dari dua Orde Baru ke Reformasi
memunculkan upaya untuk memperbarui kontrak politik
sebelumnya. Dari gambaran di atas, adagium ‘sejarah akan
terulang, hanya aktornya yang berganti’, seolah menemukan
konteksnya.
E. Ikhtisar
Isu keistimewaan Yogyakarta senantiasa aktual diperbincang-
kan. Bukan hanya karena terkait dengan pergantian kepemim-
pinan yang senantiasa memantik isu itu mengemuka, akan
tetapi berkenaan langsung dengan bagaimana masyarakat
Yogyakarta memahami, memaknai dirinya, kotanya, dan
35