Page 30 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 30
Mereka yang Dikalahkan 5
terlalu disukai oleh pembuat kebijakan. Akan tetapi, apa yang
dikemukakan oleh GRAIN sangat menarik dalam menggambarkan
para pemburu tanah yang juga menempatkan Indonesia sebagai
target dalam pengembangan sawit oleh perusahaan-perusahaan dari
India, Qatar, dan perusahaan asing lainnya. Borras menyebutkan,
10
banyak akademisi berkonsentrasi secara penuh melihat fenomena
land grabbing dan risiko yang ditimbulkan di wilayah Afrika dan hal
itu bisa membuat orang melepaskan fenomena perampasan tanah di
wilayah lain, seperti Asia Tenggara.
11
Trans Nasional Institute (TNI) dalam laporannya melihat
secara jernih bagaimana perampasan tanah dilakukan, dan hal yang
paling penting untuk dilihat adalah dengan lensa politik ekonomi.
Perspektif ini menunjukkan bahwa para pemburu tanah bertujuan
untuk mengontrol tanah atas hasil dari yang diperoleh dengan
berbagai cara, karena dengan mengontrol tanah ia juga akan mampu
mengontrol sumber daya lainnya yang terkait dengan tanah seperti air,
mineral atau hutan, untuk memanfaatkan penggunaannya. Dalam
perspektif ini juga, TNI menambahkan, kelompok ini mengontrol
tanah sekaligus memiliki tujuan lain yakni mengagunkan tanah
sebagai jaminan modal. Hal yang sama Indonesia juga memiliki
12
banyak pengalaman, perilaku korporasi menguasai lahan lewat Hak
Guna Usaha (HGU) yang kemudian diagunkan untuk mendapatkan
keuntungan bahkan sebagian ditelantarkan.
13
melihat pola dan praktik di lapangan, lihat Derek Hall, Op. Cit., hlm.
1598-1599.
10 Ibid., hlm. 4.
11 Saturnino M. Borras Jr. and Jennifer C. Franco, Loc. Cit.
12 TNT, Trans Nasional Institute, “The Global Land Grab, A Primer”,
Februari 2013, hlm. 2-3. https://www.tni.org/files/download/
landgrabbingprimer-feb2013.pdf
13 Anton Lucas dan Carol Warren, “The State, the People, and Their
Mediators: The Struggle over Agrarian Law Reform in Post-New Order