Page 33 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 33
8 M. Nazir Salim
bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH) menuju konsesi Hutan Tanaman
Industri (HTI) di samping sebagian dikonsesikan untuk pembangunan
perkebunan skala luas. Negara memberikan jaminan eksploitasi “tahap
19
lanjut” atas lahan-lahan bekas HPH untuk membangun perkebunan.
Pada periode tersebut sawit mulai menemukan booming-nya di pasar-
pasar internasional, sekalipun jauh sebelum itu sawit sudah eksis di
wilayah Sumatera, terutama Sumatera Utara.
20
Booming sawit di pasar internasional dan kebutuhan bahan baku
ekspor (bubur kertas) kemudian menimbulkan banyak persoalan,
karena dampak dua tanaman ini (HTI dan sawit) bagi lingkungan
dan kehidupan manusia sangat kompleks. Pada praktiknya, dari hulu
diawali dengan illegal logging, deforestasi termasuk pola akuisisi
lahan dengan cara-cara intimidatif, penyingkiran, dan perampasan
lahan yang difasilitasi oleh “negara” dengan “meniadakan masyarakat”
pemilik lahan secara sistematis. Hilirnya adalah problem ekologis
yang nyata dan konflik sosil yang akut. 21
Akusisi lahan skala luas (large-scale land acquisitions) pada
awalnya tidak hanya untuk kebutuhan suplai bahan-bahan
19 Pada banyak kasus, pemegang HPH yang telah berakhir izinnya
kemudian dikuasai masyarakat, namun pada praktek berikutnya,
masyarakat kemudian tergusur juga karena bekas HPH tersebut telah
dikeluarkan dari wilayah kehutanan dan dijadikan Alokasi Penggunaan
Lain (APL). Pada titik ini kemudian dikeluarkan izin lokasi oleh
pemerintah daerah kepada korporasi dan proses penyingkiran
masyarakat terjadi. Lihat Rahmad SA, “Alih Fungsi Lahan Bekas HPH
menjadi Perkebunan oleh Masyarakat Kabupaten Tebo, Provinsi
Jambi (Studi Kasus Realita Masyarakat Tebo)”. http://www.forester.
id/2012/06/alih-fungsi-lahan-bekas-hph-menjadi.html
20 George Junus Aditjondro, “Bisnis Pahit Kelapa Sawit (1)”, Indoprogress.
http://indoprogress.com/2011/04/bisnis-pahit-kelapa-sawit-1/.
21 Ibid., Secara lengkap sejarah awal sawit sumatera dan bagaimana
kebutuhan dunia akan minyak sawit untuk energi dan bahan pangan,
lihat Marcus Colchester, Norman Jiwan, Andiko, dkk. 2006. Tanah
yang Dijanjikan: Minyak Sawit dan Pembebasan Tanah di Indonesia,
Implikasi terhadap Masyarakat Lokal dan Masyarakat Adat. Jakarta:
Forest People Programme dan Perkumpulan Sawit Watch,