Page 82 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 82
Resonansi Landreform Lokal ... 69
kelompok, karena ada semangat saling menguatkan ketika
berada dalam kelompok. Ketika berada dalam suatu kelompok
terdapat daya kohesif, yang dibentuk oleh pengertian yang sama
untuk memperjuangkan kepentingan kelompok.
Meskipun terdiri dari beberapa kelompok atau beberapa
pihak (kulian, buruh kulian, pemerintah desa, dan masyarakat
pada umumnya), tetapi semangat kesejahteraan, keadilan,
keberlanjutan, dan harmoni sosial telah mendorong masyarakat
Desa Karanganyar bersedia menerapkan landreform lokal. Hal
ini dilakukan dengan memanfaatkan segenap potensi sosial
kependudukan, seperti keberadaan penduduk yang jumlahnya
mencapai 686 orang. Dengan sebagian besar penduduk berak-
tivitas di bidang pertanian, dan hidup dalam kondisi “politik
lokal” yang dinamis, maka Desa Karanganyar memiliki modal
sosial yang memadai untuk menerapkan landreform lokal.
Dengan memanfaatkan sistem sosial budaya yang ada di
Desa Karanganyar, masing-masing pihak memberi kontribusi
bagi penerapan landreform lokal. Tentu saja kontribusi tersebut
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pihak, yang
akhirnya memperlihatkan adanya perbedaan atau diferensiasi
sosial. Perbedaan ini wajar, karena kelompok-kelompok yang
ada terbentuk berdasarkan cluster dan lapisan yang ada dalam
masyarakat. Sebagai contoh, keberadaan kelompok kulian dan
kelompok buruh kulian menggambarkan adanya lapisan dalam
masyarakat. Ketika kulian diakui berada di lapisan atas, sedang-
kan buruh kulian berada di lapisan bawah, maka hal ini sekaligus
juga memperlihatkan adanya perbedaan dalam hal: (1) luas
pemilikan dan penguasaan tanah, (2) kekayaan dan kesejahte-
raan, (3) kewenangan dan kekuasaan, serta (4) kehormatan dan
pengaruh. Oleh karena itu, kulian dan buruh kulian juga memberi

