Page 83 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 83

70    Aristiono Nugroho, dkk.

            kontribusi yang berbeda dalam penerapan landreform lokal. Para
            kulian berkontribusi dengan menyerahkan hak garap kepada
            pemerintah desa, yang selanjutnya akan diredistribusikan kepada
            para buruh kulian. Sementara itu, buruh kulian berkontribusi
            dengan melaksanakan kerja bakti dan ronda malam bagi kepen-
            tingan Desa Karanganyar. Dalam konteks ini, Pemerintah Desa
            Karanganyar juga berkontribusi dengan menjadi fasilitator yang
            baik, bagi penerapan landreform lokal.
                Sebagai bagian dari potensi sosial kependudukan, maka
            kelompok kulian dan kelompok buruh kulian melakukan inter-
            nalisasi konsep-konsep yang berkaitan dengan penerapan land-
            reform lokal. Sementara itu, kepala desa melakukan sosialisasi
            untuk menggalang persetujuan masyarakat bagi penerapan
            landreform lokal. Inilah bentuk optimalisasi potensi sosial kepen-
            dudukan yang ada di Desa Karanganyar, yang meliputi potensi
            sosial yang ada pada kulian dan buruh kulian. Selanjutnya, ketika
            landreform lokal telah berhasil diterapkan, maka para pihak
            melakukan evaluasi atas penerapannya. Evaluasi meliputi
            evaluasi makroskopik yang mengamati gejala-gejala umum
            (sosio-ekonomi) karena adanya penerapan landreform lokal, dan
            evaluasi mikroskopik yang mengamati gejala-gejala yang lebih
            detail (psiko-sosiologis) karena adanya penerapan landreform
            lokal.
                Pada awalnya ada ketegangan antara kulian dengan buruh
            kulian, sebagai konsekuensi kebudayaan lokal yang kompleks
            tetapi konkrit. Sebagaimana diketahui kebudayaan dapat
            dimaknai sebagai sesuatu yang kompleks yang meliputi norma,
            dan pandangan yang bersifat abstrak. Selain itu, kebudayaan
            juga dapat dimaknai sebagai sesuatu yang konkrit, yang berisi
            interaksi antar individu, antar kelompok, antara kelompok
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88