Page 187 - Konstitusionalisme Agraria
P. 187

oleh berbagai pihak untuk menancapkan ideologi dan kepentingan-
            kepentingannya. Kelompok pro-kapitalis baik yang tergabung dalam
            berbagai Trans National Corporation (TNC) dan Multi National
            Corporation (MNC) yang kebijakannya didukung oleh lembaga
            keuangan internasional seperti International Monetery Fund (IMF)
            dan World Bank (Bank Dunia) memanfaatkan setiap momentum dari
            pergeseran rezim politik pada negara transisional tersebut, baik yang
            mengalami transisi dari komunis ke liberal seperti Rusia maupun
            transisi dari otoriter ke demokrasi seperti Indonesia.
                 Intervensi dari kelompok neoliberal tersebut secara menarik
            dipaparkan oleh Bivitri Susanti (2002). Ketika krisis melanda
            Indonesia, pemerintah membutuhkan sokongan dana dari lembaga
            keuangan internasional. IMF segera datang menyiapkan program-
            program reformasinya dengan menyiapkan Letter of Intent and
            Memorandum of Economic and Financial Policies (LoI) yang
            ditandatangani pada 31 Oktober 1997. Dari 31 Oktober tersebut
            sampai 11 Juni 2002 pemerintah telah menandatangani 19 LoI dengan
            IMF (Susanti, 2002:46). Melalui serangkaian LoI tersebut IMF
            mensyaratkan pemerintah Indonesia untuk melakukan reformasi
            pada sektor perdagangan dan investasi, melakukan deregulasi dan
            privatisasi termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam.
                 Upaya mendorong liberalisasi di Indonesia juga dimainkan
            oleh lembaga-lembaga donor dari negara maju. USAID misalkan,
            sebagaimana dituliskan oleh Bivitri, memainkan peranan penting
            lewat program Economic Law and Improved Procurement System
            (ELIPS) (Susanti, 2002:56). Program yang dikembangkan ini secara
            langsung berkaitan dengan beberapa paket kebijakan ekonomi,
            misalkan menyiapkan draft untuk UU Perseroan Terbatas,
            Penanaman Modal, Arbitrasi, Kepailitian, Keamanan Transaksi dan
            lain sebagainya. Asian Development Bank (ADB) juga memainkan
            peran dalam asistensi hukum untuk mendorong lahirnya kebijakan
            pertanahan. Pada tahun 2007 ADB menyelenggarakan program
            Enhancing the Legal and Administrative Framework for Land Project
            untuk mengasistensi Badan Pertanahan Nasional mempersiapkan
            UU Pertanahan (ADB, 2007). Kegiatan ini membutuhkan dana


               156     Konstitusionalisme Agraria
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192