Page 183 - Konstitusionalisme Agraria
P. 183

pertanahan yang andal; (2) Penegakan hukum pertanahan secara
            konsisten; (3) Penataan penguasaan tanah agar sesuai dengan
            rasa keadilan; (4) Pengendalian penggunaan tanah sesuai dengan
            rencana tata ruang wilayah termasuk pemantapan sistem perizinan
            yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang atau penggunaan tanah
            didaerah; dan (5) Pengembangan kapasitas kelembagaan pertanahan
            di pusat dan daerah.
                 Dalam menanggapi dinamika permasalahan agraria pada masa
            reformasi, Presiden BJ Habibie mengeluarkan Keppres No. 48 Tahun
            1999 tentang Tim Pengkajian Kebijakan dan Perundangan dalam
            Rangka Pelaksanaan Land Reform. Keppres tersebut memberikan
            mandat kepada Menteri Kehakiman dan Menteri Negara Agraria
            untuk memimpin tim tersebut. Kemudian Prof. Maria S.W.
            Sumardjono, guru besar hukum agraria di Universitas Gadjah Mada,
            ditunjuk untuk menjadi ketua tim pelaksana untuk melakukan
            beberapa hal antara lain; (a) Sebuah kajian mengenai hukum dan
            perundang-undangan terkait land reform; (b) Kajian penerapan
            kebijakan dan perundang-undangan terkait land reform; dan (c)
            Menyusun dan memformulasikan kebijakan dan peraturan yang
            diperlukan untuk menerapkan land reform (Rachman, 2012:85-6)

                 Terlihat bahwa agenda pembangunan di bidang agraria dalam
            program pembanguan nasional (Propenas 2000-2004) belum
            menyentuh ranah pembangunan di bidang hukum agraria, sehingga
            tepat kiranya kehadiran TAP MPR No.IX/MPR/2001 sebagai awal
            pembaruan hukum di bidang agraria. Setelah melalui tahapan yang
            panjang, berliku dan beragam ditetapkanlah suatu ketetapan MPR
            mengenai pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam.
                 Dorongan pertama untuk terbitnya TAP MPR tentang
            pembaruan agraria telah disuarakan oleh KPA pada tahun 1999
            dengan judul: Usulan Ketetapan MPR RI tentang Pelaksanaan
            Pembaruan Agraria (Reforma Agraria). Gagasan membentuk TAP
            MPR sebagai payung hukum untuk pelaksanaan pembaruan agraria
            dan pengelolaan sumber daya alam mengemuka dalam Roundtable
            Discussion di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada 16
            November 2000. Kemudian dalam putaran diskusi di Fakultas


               152     Konstitusionalisme Agraria
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188