Page 184 - Konstitusionalisme Agraria
P. 184

Hukum UGM pada 16 April 2001 menyepakati beberapa hal antara
            lain: (1) Pembentukan Kelompok Studi Pembaruan Agraria (KSPA)
            yang anggotanya terdiri dari kalangan akademisi dan ornop yang
            peduli dengan masalah-masalah keagrariaan; dan (2) Pembahasan
            tentang prinsip-prinsip pembaruan agraria (Sumardjono, 2009:91).
            Akhirnya TAP MPR tersebut disahkan pada tanggal 9 November 2001.
                 Noer Fauzi Rachman menyebutkan bahwa Prof. Maria S.W
            Sumardjono merupakan faktor kunci yang membuat ide untuk
            pembentukan ketetapan MPR mengalir menjadi kebijakan resmi
            pada tahun 2001 karena posisinya sebagai staf ahli MPR untuk
            Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memiliki suara
            mayoritas hasil pemilu pada masa itu (Rachman, 2012:92).
                 Kebijakan nasional yang dikeluarkan oleh MPR dengan
            judul TAP MPR No.IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria
            dan Pengelolaan Sumber Daya Alam inilah kemudian menjadi
            tonggak awal adanya pembaruan hukum agraria sebagai bagian dari
            pembaruan agraria secara keseluruhan. Beberapa catatan penting
            dalam TAP MPR No.IX/MPR/2001 terkait dengan pembangunan
            hukum agraria nasional yakni:

            a.   Adanya fakta yuridis bahwa peraturan perundang-undangan
                 yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya agraria dan
                 sumber daya alam saling tumpang tindih dan bertentangan.
            b.   TAP MPR No.IX/MPR/2001 ini ditujukan sebagai landasan
                 peraturan perundang-undangan mengenai pembaruan agraria
                 dan pengelolaan sumber daya alam.
            c.   Pembaruan agraria mencakup suatu proses yang berkesinambungan
                 berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan,
                 penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria, dilaksanakan
                 dalam rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum
                 serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
            d.   Dalam operasionalisasi pembaruan agraria terutama dalam
                 kaitannya dengan perundang-undangan, terdapat prinsip-
                 prinsip yang harus dijadikan dasar yakni:




                    Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan     153
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189