Page 181 - Konstitusionalisme Agraria
P. 181

Berkaitan dengan pertanahan di dalam ketetapan MPR
            tersebut dinyatakan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan tanah
            dan sumber daya alam lainnya harus dilaksanakan secara adil
            dengan menghilangkan segala bentuk pemusatan penguasaan dan
            pemilikan dalam rangka pengembangan kemampuan ekonomi
            usaha kecil, menengah dan koperasi serta masyarakat luas. Tanah
            sebagai basis usaha pertanian harus diutamakan penggunaannya
            bagi pertumbuhan pertanian rakyat yang mampu melibatkan
            serta memberi sebesar-besar kemakmuran bagi usaha tani kecil,
            menengah dan koperasi.
                 Meskipun ada upaya untuk mengutamakan koperasi, usaha
            tani kecil dan menengah, tetap saja pembangunan masih bersandar
            pada modal asing. Pasal 12 dinyatakan bahwa dalam upaya
            mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional,
            diperlukan penanaman modal asing yang sekaligus diharapkan
            dapat menjalin keterkaitan usaha dengan pelaku ekonomi rakyat.
            Dalam banyak hal tidak ada perubahan yang mendasar yang
            mengarahkan kebijakan kepada demokratisasi ekonomi yang
            menjadikan petani dan kelompok masyarakat kecil sebagai basis
            pembangunan ekonomi. Kritik yang dibangun pada masa reformasi
            adalah karena pada masa Orde Baru terjadi konglomerasi ekonomi,
            sehingga aktivitas perekonomian hanya dikuasai oleh segelintir
            elit saja. Tesis yang hendak dibangun, dengan pelibatan pelaku
            ekonomi yang lebih luas dari kalangan swasta nasional dan asing,
            maka kompetisi akan terjadi dan pertumbuhan akan menanjak
            naik. Orientasi pembangunan pada masa reformasi masih sama
            dengan Orde Baru, yakni pro pertumbunan, bukan pro pemerataan.
                 Kemudian ada pula TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang
            Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Salah satu
            arahan kebijakan pembangunan di bidang ekonomi dalam GBHN
            1999-2004 adalah mengembangkan kebijakan pertanahan untuk
            meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan tanah secara adil,
            transparan, dan produktif mengutamakan hak-hak rakyat setempat,
            termasuk hak ulayat dan masyarakat adat, serta berdasarkan tata
            ruang wilayah yang serasi dan seimbang. Ditegaskan pula bahwa


               150     Konstitusionalisme Agraria
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186