Page 277 - Konstitusionalisme Agraria
P. 277

prinsip atau surat izin penyelidikan pendahuluan...”. Para pemohon
            mengajukan permohonan sebab mereka telah mendapatkan izin-izin
            sebelumnya dari pemerintah daerah, bukan dari menteri. Mahkamah
            konstitusi dalam putusannya yang dibacakan pada pada hari Rabu,
            9 Maret 2011 itu menolak permohonan dari para pemohon.



            Ketentuan peralihan dalam perundang-undangan
            Mahkamah Konstitusi  dalam  pertimbangan hukumnya
            menyampaikan bahwa ketentuan peralihan dalam UU Minerba sudah
            tepat. Bahkan dalam kasus yang diajukan oleh pemohon, jika tidak
            ada ketentuan peralihan justru merugikan para pemohon, karena
            terhadap para pemohon diberlakukan lelang, padahal para pemohon
            telah mengajukan permohonan KK/PKP2B sebelum UU Minerba
            dibentuk. Lagi pula, permohonan KK/PKP2B yang diajukan oleh para
            Pemohon telah direspons oleh pemerintah dengan mengeluarkan
            surat dari Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara.
            Dengan demikian dalil para Pemohon tidak beralasan hukum.
                 Lebih lanjut, Mahkamah Konstitusi mempertimbangkan
            bahwa  “Ketentuan peralihan memuat penyesuaian terhadap
            peraturan perundang-undangan yang sudah ada pada saat
            peraturan perundang-undangan baru mulai berlaku, agar peraturan
            perundang-undangan tersebut dapat berjalan lancar dan tidak
            menimbulkan permasalahan hukum.” Selain itu, ketentuan peralihan
            lazimnya memuat asas hukum mengenai hak-hak yang telah
            diperoleh sebelumnya (acquired rights atau verkregenrechten) tetap
            diakui. Di samping itu, ketentuan peralihan (transitional provision)
            diperlukan untuk menjamin kepastian hukum (rechtszekerheid)
            bagi kesinambungan hak, serta mencegah kekosongan hukum
            (rechtsvacuum).
                 Fungsi ketentuan peralihan suatu peraturan perundang-
            undangan dimaksudkan agar dapat menyelesaikan permasalahan
            hukum yang akan timbul. Dalam teknik perumusannya ketentuan
            peralihan dapat menetapkan ketentuan sebagai berikut:





               246     Konstitusionalisme Agraria
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282