Page 312 - Konstitusionalisme Agraria
P. 312

Pemerintah tidak dapat secara langsung melakukan pengelolaan
            atau menunjuk secara langsung badan usaha milik negara untuk
            mengelola seluruh wilayah kerja Migas dalam kegiatan usaha hulu;
            Kedua, setelah BP Migas menandatangani KKS, maka seketika
            itu pula negara terikat pada seluruh isi KKS, yang berarti, negara
            kehilangan kebebasannya untuk melakukan regulasi atau kebijakan
            yang bertentangan dengan isi KKS; Ketiga, tidak maksimalnya
            keuntungan negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, karena
            adanya potensi penguasaan Migas keuntungan besar oleh Bentuk
            Hukum Tetap atau Badan Hukum Swasta yang dilakukan berdasarkan
            prinsip persaingan usaha yang sehat, wajar dan transparan. Dalam
            hal ini, dengan konstruksi penguasaan Migas melalui BP Migas,
            negara kehilangan kewenangannya untuk melakukan pengelolaan
            atau menunjuk secara langsung Badan Usaha Milik Negara untuk
            mengelola sumber daya alam Migas, padahal fungsi pengelolaan
            adalah bentuk penguasaan negara pada peringkat pertama dan paling
            utama untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat.
                 Jikalau diasumsikan kewenangan BP Migas dikembalikan
            ke unit pemerintahan atau kementerian yang terkait tetapi juga
            masih potensial terjadi inefisiensi, maka hal itu tidak mengurangi
            keyakinan Mahkamah Konstitusi untuk memutuskan pengembalian
            pengelolaan sumber daya alam ke Pemerintah karena dengan
            adanya putusan Mahkamah Konstitusi itu, justru harus menjadi
            momentum bagi pembentuk undang-undang untuk melakukan
            penataan kembali dengan mengedepankan efisiensi yang berkeadilan
            dan mengurangi proliferasi organisasi pemerintahan. Mahkamah
            Konstitusi berpendapat bahwa dengan putusan Mahkamah
            Konstitusi yang demikian maka Pemerintah dapat segera memulai
            penataan ulang pengelolaan sumber daya alam berupa Migas dengan
            berpijak pada “penguasaan oleh negara” yang berorientasi penuh
            pada upaya “manfaat yang sebesar-besarnya bagi rakyat” dengan
            organisasi yang efisien dan di bawah kendali langsung Pemerintah.








                                      Konstitusi Agraria dan Mahkamah Konstitusi     281
   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317