Page 311 - Konstitusionalisme Agraria
P. 311

mencukupi, kita pinjam tenaga asing dan kapital asing untuk
                 melancarkan produksi. Apabila bangsa asing tidak bersedia
                 meminjamkan kapitalnya, maka diberi kesempatan kepada mereka
                 untuk menanam modalnya di Tanah Air kita dengan syarat-syarat
                 yang ditentukan oleh Pemerintah Indonesia sendiri. Syarat-syarat
                 yang ditentukan itu terutama menjamin kekayaan alam kita, seperti
                 hutan kita dan kesuburan tanah, harus tetap terpelihara. Bahwa dalam
                 pembangunan negara dan masyarakat bagian pekerja dan kapital
                 nasional makin lama makin besar, bantuan tenaga dan kapital asing,
                 sesudah sampai pada satu tingkat makin lama makin berkurang …”
                 (Mohammad Hatta, Bung Hatta Menjawab, hal. 202 s.d. 203, PT. Toko
                 Gunung Agung Tbk. Jakarta 2002).
                 Dalam pendapat Mohammad Hatta tersebut tersirat bahwa
            pemberian kesempatan kepada asing karena kondisi negara/
            pemerintah belum mampu dan hal tersebut bersifat sementara.
            Idealnya, negara yang sepenuhnya mengelola sumber daya alam.
                 Dalam konteks minyak dan gas bumi, menurut Mahkamah
            Konstitusi, yang harus dilakukan adalah bentuk penguasaan tingkat
            pertama dimana negara melalui Pemerintah melakukan pengelolaan
            secara langsung atas sumber daya alam dalam hal ini Migas. Oleh
            karena itulah, keberadaan BP Migas yang hanya melakukan fungsi
            pengendalian dan pengawasan atas pengelolaan Migas, dan tidak
            melakukan pengelolaan secara langsung, karena pengelolaan Migas
            pada sektor hulu baik eksplorasi maupun eksploitasi dilakukan
            oleh Badan Usaha Milik Negara maupun badan usaha bukan milik
            negara berdasarkan prinsip persaingan usaha yang sehat, efisien, dan
            transparan. Menurut Mahkamah Konstitusi model hubungan antara
            BP Migas sebagai representasi negara dengan Badan Usaha atau
            Bentuk Usaha Tetap dalam pengelolaan Migas mendegradasi makna
            penguasaan negara atas sumber daya alam Migas yang bertentangan
            dengan amanat Pasal 33 UUD 1945.



            3 Kelemahan BP Migas
            Di dalam putusan itu Mahkamah Konsitusi “membubarkan”
            keberadaan BP Migas dengan tiga alasan utama, yaitu: Pertama,



               280     Konstitusionalisme Agraria
   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316