Page 42 - Biografi Managam Manurung
P. 42
Managam Manurung: Sestama BPN RI ... 27
lilingi si anak sambil menyanyikan lagu yang dianggap sebagai
mantra untuk memanggil roh yang akan merasuki orang yang
terpilih ini. Lagu ini dinyanyikan 30 kali sambil menepuk-nepuk
tengkuk. Setelah kesurupan, si anak ini akan mengejar teman-
teman yang mengelilinginya sambil menyanyikan lagu mantra
tadi. Managam yang berperawakan kecil, tidak pernah menjadi
joumandan, karena yang menjadi joumandan biasanya adalah
anak-anak yang bertubuh besar. Apabila joumandan bertubuh
kecil, dikhawatirkan yang dikejar akan mudah melawan. Dalam
permainan ini, Managam kecil biasanya hanya menjadi anak
6
yang dikejar-kejar saja. Keriangan permainan anak gembala inilah
yang juga mengingatkan teman-teman semasa kecil tentang
Managam kecil yang selalu terlihat kocak setiap kali tertawa.
Ketika tertawa, mata sipit Managam kecil membuatnya terlihat
lucu (molo mengkel on, dohot simalolongna mengkel). Inilah yang
membuat teman-temannya selalu berusaha membuatnya
tertawa.
Selain keriangan masa kanak-kanak, menjadi gembala juga
sempat memberikan pengalaman yang cukup mengkhawatirkan
bagi sosok Managam kecil. Dalam tradisi agraris Batak, meng-
gembalakan kerbau bukanlah pekerjaan yang mudah. Seorang
gembala memiliki tanggung jawab yang cukup besar. Selain
memastikan ternak gembalaannya bisa memperoleh rumput yang
segar dan bisa makan dengan kenyang, seorang gembala yang
baik juga harus menjaga agar ternak gembalaannya tidak merusak
atau memakan tanaman orang lain dan juga tidak hilang. Meski-
6 Permainan ini hanya bertahan sampai akhir tahun 80-an, karena setelah itu
sudah masuk traktor dan tidak ada lagi kerbau disana, dengan tidak adanya kerbau
tidak ada lagi orang yang menggembala dan permainan pun akhirnya hilang dengan
sendirinya.