Page 151 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang Sebagai Basis Integrasi Bangsa
P. 151

1.  Penyelenggaran  penataan  ruang  belum  dilakukan
                secara  transparan,  efisien  dan  efektif  serta  adanya

                anggapan  bahwa  masyarakat  hanya  dijadikan  sebagai
                obyek dalam pembangunan.
             2.  Kebijakan  Pemerintah  selama  ini  belum  berorientasi
                kepada masyarakat, sehingga masyarakat merasa tidak
                perlu untuk memberikan aspirasinya dan terlibat secara
                langsung dalam penyelenggaraan penataan ruang.
             3.  Akuntabilitas  pemerintah  dalam  penyelenggaraan
                penataan  ruang  yang  masih  rendah  yang  ditandai
                dengan adanya penyimpangan yang terjadi di lapangan.

                   Hambatan yang berasal dari pemerintah adalah ada-

             nya  resistensi  kebijakan  publik  yang  menganggap  bahwa
             masyarakat   belum    siap   dilibatkan   dalam   proses
             penyelenggaraan  kebijakan  penataan  ruang,  karena
             kapasitas masyarakat dinilai masih terbatas, baik dari sisi
             psikis  (moral  dan  etika)  dan  teknis  dalam  berdemokrasi.
             Kita  harus  mengakui  bahwa  dalam  penyusunan  rencana
             tata  kota  diberbagai  jenjang,  masyarakat  hampir  tidak
             pernah  dilibatkan.  Kalaupun  ada  pelibatan  masyarakat,
             masih terbatas pada kalangan tertentu saja yang dianggap
             tidak oposan.

             Rastaru (Rumah Aspirasi Tata Ruang)
                   Rastaru hadir sebagai solusi terhadap permasalahan

             diatas. Fungsi utama dari rumah aspirasi ini adalah sebagai
             pusat  masyarakat  dalam  menyuarakan  aspirasi  yang

                                       128
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156