Page 100 - Antologi Puisi Agraria Indonesia
P. 100

Sajak-sajak Anak Tani











                  ejak dulu apa yang kita sebut sajak atau puisi merupakan
                  media yang digunakan umat manusia untuk mengungkapkan
             Sperasaan, pikiran, dan pengalaman-pengalaman hidupnya.
             Sebagai salah satu bentuk pengucapan jiwa ia digunakan oleh
             hampir semua lapisan dan kalangan masyarakat seperti ilmuwan,
             tabib, sarjana, dukun, pendakwah agama, guru, pemimpin
             politik, raja, ulama, petani dan nelayan yang berkearifan, tokoh
             masyarakat dan pemimpin adat. Sebagai bentuk pengucapan jiwa
             yang universal sajak sering dinyanyikan dengan iringan musik atau
             ditembangkan sebagaimana tampak dalam tradisi macapatan yang
             terdapat dalam masyarakat Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Sasak
             di Lombok. Sajak juga dilantunkan dalam acara perkawinan atau
             melamar seperti kebiasaan bersambut pantun dalam masyarakat
             Melayu atau Minangkabau.
                 Dalam upacara dan peringatan keagamaan tidak jarang
             sajak-sajak yang dinyanyikan memainkan peranan penting
             untuk menyampaikan berbagai pesan. Di Bali misalnya kita
             bisa mendengar bait-bait sajak karangan Mpu Kanwa dari kitab
             Arjuna Wiwaha (Perkawinan Arjuna) yang indah dibacakan oleh
             seorang pedanda ketika memimpin upacara Yadnya atau kurban.


                                                          Epilog   85
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105