Page 44 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 44

memiliki kedudukan hukum. Sehingga  tidak heran jika  sering kita
            dengar  terjadinya  kesewenang-wenangan  yang  dilakukan  terhadap
            perempuan.  Sehingga  tujuan dari adanya  hak asasi  manusia dengan
            prinsip non diskriminasi yang menjadi bagian terpenting di dalamnya
            menjadi sangat bertentangan.

                   Sejauh  ini  antara  hukum  negara  dan  hukum  adat  mengenai
            perempuan  sering  terjadi  benturan. Hal ini juga menjadi  problema
            yang  serius yang  dihadapi  kaum  perempuan.  Keadaan yang  saling
            berbenturan ini akan menjadi kerisauan besar pada diri perempuan.
            Salah satu contohnya nya pada daerah yang menganut sistem patrialkhal
            yang  menjadi  salah  satu  hukum  keluarganya.  Dimana  dapat  terjadi
            benturan dalam hukum warisan nantinya.


            Penutup
                   Pentingnya tanah bagi perempuan adalah demi kesejahteraan
            perempuan.  Pemberian  atau transfer tanah  kepada  perempuan
            secara langsung bukan hanya menyejahterakan  perempuan,  tetapi
            juga  anak-anaknya.  Dalam  sebuah  buku  menyatakan  bahwa  tanah
            bagi  perempuan  adalah  alasan  efisiensi.    Maksudnya,  selain  untuk
            peningkatan kesejahteraan perempuan, hak-hak atas tanah yang lebih
            adil  antara  laki  dan  perempuan  dapat  pula  meningkatkan  efisiensi
            produksi (Agarwal 1994, 39).
                   Selain  argumen  kesejahteraan  dan  efisiensi,  Agarwal
            mengemukakan  kesetaraan gender.    Kesetaraan gender adalah suatu
            ukuran dari  sebuah  masyarakat  yang  adil dan  progresif.  Kesetaraan
            dalam hak atas tanah juga adalah elemen penting dalam pemberdayaan
            ekonomi  perempuan.  Argumen  selanjutnya,  adalah  pemberdayaan.
            Pemberdayaan sebagai sebuah  proses  yang  mendorong  kemampuan
            individu-individu  atau kelompok-kelompok  yang  tidak beruntung/
            lemah (tidak berdaya)  untuk menantang  dan mengubah hubungan
            kuasa  yang  timpang,  dengan berpihak kepada mereka  yang berada
            dalam posisi dilemahkan secara ekonomi, sosial dan politik.


                                         24
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49