Page 24 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 24

Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, sebelumnya pengaturan
            pengadaan  tanah  untuk  kepentingan  umum  diatur  dalam  Keputusan
            Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
            Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Tindaklanjut sebagai pelaksanaan
            dari Keppres tersebut diterbitkan Peraturan menteri Agraria/Kepala Badan
            Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan
            Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi
            Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

                Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum terakhir diatur dengan
            Undang-Undang  Nomor  2  Tahun  2012  tentang  Pengadaan  Tanah  Bagi
            Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (UU No. 2  Tahun 2012)
            dan Peraturan Pemerintah Nomor 40  Tahun 2014 tentang Perubahan
            Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
            Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
                Pengambilan tanah dengan dalih untuk kepentingan umum terkadang
            mencederai masyarakat, termasuk kepada MHA karena pemanfaatan tanah
            yang diambil oleh pemerintah tidak sebagaimana rencana semula, bahkan
            cenderung melahirkan kesengsaraan masyarakat yang dulunya adalah pemegang
            hak. Tidak jarang dengan dalih kepentingan umum, tanah MHA digunakan
            untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, misalnya kebutuhan pembangunan
            industri, pembangunan pusat perbelanjaan yang hanya dimanfaatkan oleh
            segelintir golongan saja. Demikian juga tidak jarang pengambilalihan tanah
            ini menyisakan permasalahan hukum. Menurut Gunanegara, problematika
            berkaitan dengan pengadaan tanah, tidak hanya masalah yuridis semata, akan
            tetapi berkembang menjadi masalah sosio-kultural dan ekonomi-politik. Hal
            yang menarik untuk dikaji adalah eksistensi hak atas tanah MHA sebagai akibat
            adanya pengambilalihan tanah untuk penyelenggaraan pembangunan. MHA
            adalah pihak yang sangat rentan dengan adanya kegiatan pengambilalihan
            tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Dengan dalih untuk
            kepentingan umum, sering hak MHA diambil alih bagitu saja tanpa ada upaya
            untuk mengganti dengan hak kepemilikan atas tanah yang lainnya.

                Selain itu, menarik juga untuk dikaji mengenai kriteria kepentingan
            umum, khususnya bagaimana peraturan perundangan yang berkaitan dengan


                                            7
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29