Page 136 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 136

Tabel 13. Capaian  Penertiban dan Pendayagunaan
                              Tanah Terlantar s/d Tahun 2018
                               Penetapan Tanah Terlantar (Ha)  Optimalisasi Tanah
                 Tahun
                             SK Penetapan    Clean and Clear   Terlantar (Ha)
               2010 - 2017         76.384,30      24.825,76           2.389,37
                  2018                     -                         13.435,75
                 Jumlah
              (2010 – 2018)        76.384,30      24.825,76          15.825,12
                 Rendahnya  capaian  penertiban  tanah  terlantar  secara  umum
            disebabkan karena: a) aspek regulasi, PP tanah terlantar sendiri membuka
            ruang  tafsir yang  luas, misalnya  norma  ‘sengaja  dan  tidak sengaja’,
            mengenai  tanah terlantar, kemudian jangka peringatan I, II, III yang
            terlalu singkat 3 bulan, lazimnya waktu 3 bulan pemegang hak akan
            melakukan kegiatan land clearing dan memperbaiki izin-izinnya, apakah
            masih dapat dikatagorikan melantarkan tanahnya; b) Sumber Daya
            Manusia yang terbatas secara kualitas dan kwantitas, secara kwantitas
            seksi yang menangani tanah terlantar adalah Seksi/Kasubsi Pengendalian
            Pertanahan, yang kebanyakan di isi oleh 3 sampai dengan 6 orang, Di
            sisi lain perkara lain pertanahan kwantitasnya banyak (Perdata, TUN,
            Agama), secara kualitas Seksi/Kasubsi Pengendalian Pertanahan diisi
            sebagian besar bukan lah lulusan fakultas hukum, kadang salah tafsir
            untuk memahami norma regulasi; c) koordinasi antar intansi yang belum
            maksimal, demikian juga lemahnya koordinasi Kanwil dan Kantah
            dalam pelaksanaan redistribusi tanah.
                 Disamping itu, hambatan-hambatan dalam tataran implementasi
            penertiban tanah terlantar, dapat dikemukakan sebagai berikut:

            a.)  Lemahnya partisipasi masyarakat, karena salah satu syarat dalam
               penertiban adanya laporan dalam bentuk pengaduan adanya
               tanah terlantar, karena masyarakat sekitar yang paling mengetahui
               keberadaan tanah yang diterlantarkan di lokasi pemegang hak;
            b.) Sulitnya memberitahukan kepada pemegang hak yang diduga
               terlantar, keberadaannya sudah tidak diketahui lagi, disebabkan
               pindah alamat dari alamat terdahulu saat mengajukan permohonan
               hak atau sebab-sebab lainnya;




                                  BAB V     Pendayagunaan Tanah Terlantar Untuk Reforma Agraria  119
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141