Page 24 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 24

ikut mengontrol terhadap akses sumber-sumber ekonomi dan sumber-
            sumber politik serta masyarakat dapat mengorganisir dirinya. 13

            B.  Obyek Penertiban Tanah Terlantar
                 Berdasarkan ketentuan Pasal 2 PP No. 11 Tahun 2010, penertib-
            an tanah terlantar meliputi: i) tanah hak, tanah yang sudah Hak
            Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, atau Hak
            Pengelolaan dinyatakan sebagai tanah terlantar apabila tanahnya tidak
            diusahakan, tidak dipergunakan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan
            keadaan atau sifat dan tujuan haknya. ii) dasar penguasaan atas tanah,
            dinyatakan sebagai tanah terlantar apabila tanahnya tidak dimohon hak,
            tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai
            dengan persyaratan atau ketentuan yang ditetapkan dalam izin lokasi,
            surat keputusan pemberian hak, surat keputusan  pelepasan kawasan
            hutan, dan/atau dalam izin/keputusan/surat lainnya dari pejabat yang
            berwenang. Dengan demikian penertiban tanah terlantar tidak hanya
            meliputi tanah-tanah yang sudah terdaftar dan memiliki sertipikat hak
            atas tanah, tetapi juga tanah-tanah yang belum terdaftar dan belum
            bersertipikat. Namun, dalam praktek penertiban tanah terlantar yang
            telah mempuyai dasar penguasaan atas tanah sangat jarang dilakukan,
            penertiban hanya menyasar badan hukum atau perseroan terbatas yang
            memiliki hak atas tanah yang diterlantarkan

                 Tanah-tanah yang dikecualikan sebagai obyek tanah terlantar
            adalah Hak Milik dan Hak Guna Bangunan atas nama perseorangan
            yang secara tidak sengaja tidak dipergunakan sesuai dengan keadaan atau
            sifat dan tujuan pemberian haknya, karena tidak memiliki kemampuan
            dari segi ekonomi dan tanah yang dikuasai pemerintah baik secara
            langsung maupun tidak langsung dan sudah berstatus maupun belum
            berstatus Barang Milik Negara/Daerah yang tidak sengaja, karena karena
            keterbatasan anggaran negara/daerah (Pasal 3 PP No.11 Tahun 2010).



            13   Joyo Winoto,  Perkembangan dan Pemantapan Program-Program Strategis
                Badan Pertanahan RI Untuk Keadilan dan Kesejahteraan, dalam buku Pergulatan
                Pemikiran dan Aneka Gagasan Seputar Hukum Tanah Nasional (suatu Pendekatan
                Multidispliner): Kumpulan Tulisan Dalam Rangka Memperingati 60 Tahun Prof.
                Arie Sukanti Hutagalung, (Jakarta: Badan Penerbit FHUI), hlm 15-16.

                                                            BAB I     Pendahuluan  7
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29