Page 26 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 26

(i) HPL bukan hak atas tanah, tidak ada jangka waktunya, tidak dapat
            hapus atau dihapuskan, tetapi berakhir dilepaskan/diserahkan kembali
            kepada negara oleh pemegang HPL; (ii) jika HPL berstatus sebagai
            Barang Milik Negara/Daerah justru dikecualikan sebagai tanah terlantar. 16

            C.  Pemberian Hak Atas Tanah
                 Sebagai landasan konstitusi, tanah sebagai salah satu kekayaan
            alam dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat
            sebagaimana  diatur  dalam  Pasal  33  ayat  (3)  UUD  1945,  kemudian
            penganturannya lebih lanjut diatur dalam Pasal 2 Ayat (1) UUPA yang
            menyatakan bahwa “Bumi, air, dan ruang angkasa termasuk kekayaan
            alam di dalamnya pada tingkat yang tertinggi dikuasai oleh negara
            sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat”. Pasal ini menunjukan
            hubungan negara dan rakyat dalam penguasaan tanah dan kekayaan
            alam, atau sebutan lainya adalah hak menguasai negara atas tanah yang
            kewenangannya diatur dalam Pasal 2 ayat (2) dan (3) UUPA.

                 Atas dasar hak menguasai negara ditentukan macam-macam
            hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan
            kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun bersama-
                                                                 17
            sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum.  Serangkaian
            wewenang, kewajiban, dan atau larangan bagi pemegang haknya untuk
            berbuat sesuatu mengenai tanah, sesuatu yang boleh, wajib atau dilarang
            untuk diperbuat, isi hak dibatasi disertai dengan kewajiban untuk,
            memelihara tanah termasuk menambah kesuburannya serta mencegah
                         18
            kerusakannya.  Mencegah terjadinya penguasaan atas kehidupan
            dan pekerjaan orang lain yang melampaui batas dalam penguasaan
                                19
            bidang usaha agraria.  Segala usaha bersama dalam lapangan agraria
            harus didasarkan atas kepentingan bersama dalam rangka kepentingan
                    20
            nasional,  dan pemerintah berkewajiban untuk mencegah adanya


            16   Maria SW Sumarjono,  Regulasi Pertanahan dan Semangat Keadilan  Agraria,
                (Yogyakarta: STPN Press, 2018), hlm 81-82.
            17   Pasal 4 ayat (1) UUPA.
            18   Pasal 15 UUPA.
            19   Pasal 11 ayat 1 UUPA.
            20   Pasal 12 ayat 1 UUPA.

                                                            BAB I     Pendahuluan  9
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31