Page 41 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 41

Konsolidasi Tanah, Tata Ruang, dan Ketahanan Nasional  27

              yang berkualitas karena telah tersedia prasarana lingkungan
              dan fasilitas umum yang memadai.
                   Di Indonesia penataan kembali wilayah partisipatif itu
              menggunakan konsep KT. Artinya, KT merupakan kebijakan
              pertanahan dalam pemanfaatan ruang yang partisipatif. Perlu
              ditegaskan,  bahwa konsep KT hanya  dapat  terjadi  jika  ada
              peranserta masyarakat dalam bentuk kesediaannya menjadi

              peserta KT dan menyerahkan sumbangan tanah yang ditujukan
              bagi pelaksanaan KT (land sharing/land contribution). Pasal
              1  butir 4  Peraturan  Kepala BPN  No.  4  Tahun  1991  tentang
              Konsolidasi  Tanah,  memberikan  terminologi  hukum
              sumbangan peserta KT itu sebagai Sumbangan Tanah Untuk
              Pembangunan (selanjutnya disebut STUP) yakni sumbangan
              tanah  yang  diproyeksikan untuk pembangunan prasarana

              jalan dan fasilitas umum lainnya, serta Tanah Pengganti Biaya
              Pelaksanaan (Cost  Equivalent  Land).  Dengan STUP inilah,
              maka Pemerintah  dalam hal  ini,  otoritas  ATR/Pertanahan
              mampu menata suatu kawasan yang tidak tertib dan teratur itu
              dengan tetap menjadikan peserta KT sebagai subjek penataan
              ruang itu sendiri, sehingga para pemilik tanah tetap berada di
              suatu kawasan itu, tidak perlu digusur sampai ke luar lokasi
              KT yang ditetapkan (improve without remove).

                  Oleh karena itulah,  maka Dedi M. Masykur Riyadi
              (Deputi Bidang Regional dan Sumberdaya Alam – Bappenas,
              2001, menjelaskan bahwa  di  Indonesia  ada beberapa
              manfaat KT,  yakni: (a)  merupakan instrumen  pertanahan
              dalam menjabarkan struktur dan pola tata ruang agar dapat

              operasional  di  lapangan;  (b) mampu memadukan  aspek
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46