Page 44 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 44
30 Oloan Sitorus
dengan otoritas PU di daerah, sehingga ditemukan bentuk
kerjasama yang tepat untuk menindaklanjuti pelaksanaan KT.
E. Tinjauan Kepustakaan
Kajian Masayuki Hayashi, tenaga ahli Japan Internasional
Cooperation Agency (JICA) yang bertugas di Pusat Penelitian
dan Pengembangan - BPN pada 1 April 1992-31 Maret 1994,
menunjukkan berbagai kelemahan KT di Indonesia adalah:
(a) tujuan pelaksanaan KT dalam kenyataannya hanya menata
hak atas tanah; (b) penentuan lokasi yang tidak tepat karena
hanya berfokus pada wilayah pinggiran kota dan perdesaan,
yang tidak membutuhkan pengembangan kota; (c) kendala
dalam perbaikan fasilitas publik (lacking for improvement of
public facilities), karena dipandang bukan domain otoritas
pertanahan; (d) perbaikan bidang-bidang tanah yang tidak
tuntas (incomplete improvement of land parcels) karena
tidak didesain usable dan marketable (e) kerjasama yang
belum efektif di antara lembaga lainnya yang berkaitan
(cooperation between another agency concerned), seperti
otoritas perencanaan, pekerjaan umum, dan perumahan dan
permukiman; (f) keterbatasan badan pelaksana (implementing
body) yang hanya otoritas pertanahan); (g) kendala yang
berkaitan dengan finansial (finances), sehingga KT tidak
dapat mandiri secara finansial (self-finance project); (h)
keterbatasan informasi dan promosi dalam bentuk panduan
praktis (practical manual) untuk hal-hal yang bersifat teknis
dan prosedur hukum; (i) metode evaluasi bidang-bidang tanah
(evaluation method for land parcels) yang dipandang tidak