Page 76 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 76

62    Oloan Sitorus

            hanya dapat dilaksanakan  secara  terbatas.  Pengaturan
                                                       7
            KT Perkotaan  yang  secara  khusus itu  dalam  suatu  produk
            hukum yang berbentuk undang-undang  merupakan indikasi
                                                8
            tingginya komitmen negara Jepang menjadikan KT Perkotaan
            sebagai instrumen penataan wilayah perkotaan andalan.
                Jika dilihat dari metode pelaksanaannya, secara teoretis
            KT Perkotaan  di Jepang  dilakukan berdasarkan metode

            sukarela (voluntary method). Bahkan selalu dikatakan bahwa
            KT Perkotaan  di Jepang  merupakan  proyek  pengembangan
            kota yang dilakukan secara demokratis. Artinya, pelaksanaan
            proyek KT Perkotaan harus disetujui oleh para pemilik tanah.
            Bahkan dalam KT Perkotaan yang diselenggarakan oleh sektor
            privat, dalam hal ini oleh assosiasi KT Perkotaan, persetujuan
            pelaksanaan itu harus diberikan oleh dua pertiga atau lebih

            pemilik tanah (land owner) maupun pemegang sewa (tenant)
            dalam areal proyek, di samping persetujuan yang diberikan
            oleh Gubernur setempat. 9
                Namun,  jika dilihat dari  praktik  pelaksanaan  KT
            Perkotaan,  khususnya yang dilakukan badan hukum publik
            sebagai badan pelaksananya, negara tersebut tidak lagi murni

            menganut metode  tersebut.  Djoko  Walijatun  mengatakan
            bahwa jika  suatu  wilayah  sudah  ditetapkan menjadi  lokasi



            7   Japang International  Cooperation  Agency  (JICA),  Buku
                Pegangan  Mengenai  Proyek  Konsolidasi  Tanah  Perkotaan  di
                Jepang, 1994, hlm. 1.
            8   Nad Darga  Talkurputra,  Perumusan Rancangan  Peraturan
                Pemerintah tentang Konsolidasi Tanah, op. cit., hlm. 1.
            9   JICA, op. cit, hlm. 3-4.
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81