Page 77 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 77

Konsolidasi Tanah, Tata Ruang, dan Ketahanan Nasional  63

              pelaksanaan KT Perkotaan, maka  semua  pemilik  tanah  di
              lokasi yang ditetapkan akan menjadi peserta KT Perkotaan.
              Selanjutnya dijelaskan bahwa prinsip musyawarah digunakan
              hingga ada kesepakatan yang dituangkan secara rinci sampai
              penentuan  persentase sumbangan  tanah  (contribution/
              sharing) dari para pemilik tanah. Setelah kesepakatan tercapai
              dan dilengkapi dengan replotting design serta hitungan dan
              peta lainnya yang diperlukan, maka diajukan kepada Minister
              of Construction.  Persetujuan  menteri  tersebut  dipandang

              sebagai ketentuan yang bersifat wajib.  Tadashi Morita juga
                                                 10
              mengatakan, meskipun Jepang secara teoretis masih dikatakan
              menggunakan  metode sukarela  (voluntary method),  namun
              sekarang yang  tampak  sudah  cenderung  menganut metode
              KTP yang disebut sebagai “Compulsory method in democratic
              way”.  Artinya,  secara  teoretis KT Perkotaan memang
              seharusnya dilaksanakan dengan  persetujuan  yang  lengkap

              dari seluruh peserta, namun proyek KT Perkotaan tidak bisa
              diinterupsi oleh egoisme individual tanpa alasan yang rasional
              dan dapat diterima akal (rational and reasonable basis). 11
                  Menurut penulis,  metode  “Compulsory method ini
              democratic way” dimungkinkan  untuk diterapkan oleh
              karena basis hukum  pelaksanaan KT Perkotaan  di Jepang
              sudah ada dalam  bentuk  undang-undang,  yakni  Undang-

              undang KT Perkotaan No. 119 Tahun 1954 tentang KTP (land
              readjustment  act),  yang  diundangkan  pada  tanggal 29 Mei



              10  Walijatun, loc. cit.
              11   Morita, loc. cit.
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82