Page 340 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 340
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
Pencabutan populasi di pedesaan sebanding dengan
ketidaksamarataan kepemilikan tanah, disana tidak
menghasilkan gerakan serupa pada reforma agraria yang
bersemangat, mata pencaharian pedesaan dan perubahan
agraria. Lagi, jika kita harus bercermin pada inti dari isu
yang dihasilkan dalam mobilisasi. Di Afrika Selatan,
dimana gerakan politik yang menjadi partai yang me-
nguasai muncul dari area urban dan gerakan serikat, isu
pedesaan tidak menjadi prioritas. Reforma Agraria, walau-
pun penting sebagai bagian dari retorika pemerintah,
ternyata tidak menjadi prioritas kebijakan utama di ANC.
Tidak sama dengan kemunculan MST; walaupun model
Gerakan Petani Tak Bertanah itu sendiri sebagian besar
gagal untuk menghasilkan mobilisasi dalam skala apapun.
Elit politik melihat pertanian komersial skala besar
walaupun dengan pemindahan kepemilikan ilegal adalah
sebagai sektor agrikultur masa depan, dengan tanaman RG
yang banyak digambarkan. Alih-alih begitu, prioritas bagi
aktivis saat ini telah terpusat pada isu kekerasan di kota,
menanggapi virus HIV/AIDS dan kondisi buruh, sebagai
tema – tema penting yang ada dalam mobilisasi masyarakat
sipil dekade terakhir.
Dalam kampanye melawan tanaman RG di ketiga ne-
gara, juga terkait dengan masalah perhutangan dan
meningkatnya kepercayaan pada kredit dan pinjaman dari
pedagang bibit dan perusahaan bibit. Masalah ini juga
terkait dengan komersialisasi yang dinamis dalam ekonomi
pertanian, dengan terpinggirkannya petani kecil dalam unit
skala besar dan perjanjian pertanian, ini menjadi sorotan
dalam konsekuensi politik pada pengaturan kembali struk-
tur agraria. Perdebatan juga terkait dengan pengurangan
keragaman lokal dan pilihan bagi petani dan utamanya
pada aktivitas daur ulang bibit. Dan untuk debat globalisasi
yang lebih luas, WTO dan penghapusan pembatasan
326