Page 363 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 363

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

               naan pestisida, kekurangan gizi dan kelaparan (Conway
               1999; Lipton 2001), telah menghasilkan suatu tingkatan
               kontroversi yang belum pernah terjadi di Eropa dan bagian
               Asia dan, seperti yang akan kita lihat di bawah ini, juga di
               Amerika Latin. Kritik difokuskan pada keprihatinan ten-
               tang akibat bio-safety (potensi hilangnya keanekaragaman
               hayati dan kontaminasi varietas non-RG), dampak pada
               kesehatan manusia dan tingkat kontrol kemampuan
               teknologi perusahaan untuk menyediakan mata pencaha-
               rian pada masyarakat miskin pedesaan (Warwick, 2000;
               FoEI 2007).
                    Di Amerika Latin, bioteknologi pertanian modern
               diadopsi dari latar belakang reformasi struktural ekonomi
               yang terjadi disana dari awal tahun 1990-an. Untuk negara-
               negara  di Amerika Latin, reformasi neo-liberal telah meng-
               hasilkan transformasi dalam tatanan produksi agraria,
               konsentrasi kepemilikan tanah dan penghapusan dukungan
               kebijakan kepada petani miskin, semua ditujukan untuk
               intensifikasi  produksi untuk memenuhi pasar ekspor (Kay
               2002; Bellisario 2007; Thrupp 1996;  Oya 2005; Murray
               2006). Penyerapan bioteknologi dengan paketnya yaitu
               bibit, pupuk dan kontrak politik teknologi pertanian dan
               budidaya tanaman satu jenis menduduki tempat yang
               nyaman dengan organisasi yang berorientasi agribisnis, dan
               pertanian besar. Agribisnis memiliki peran penting dalam
               strategi akumulasi modal dari negara terbesar di wilayah
               ini. Sektor agribisnis Brasil masih menyumbang lebih dari
               40 persen dari total GNP.  Brasil adalah Negara eksportir
               ketiga terbesar di dunia dalam hal  produk pertanian dan
               setelah  itu Amerika Serikat yang merupakan produsen
               kedelai terbesar (meskipun bukan  produsen terbesar kedelai
               RG), sisanya, 7,5 persen berasal dari negara – negara
               pengekspor lainnya. Selain itu, menurut  Departemen
               Pertanian AS sendiri, Brasil memiliki sumber daya lahan
               yang cukup untuk memperluas areal dan produksi kedelai


                                                                  349
   358   359   360   361   362   363   364   365   366   367   368