Page 43 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 43
Gerakan Agraria Transnasional
terlihat dan semakin keras, maka mereka akan diakui
sebagai representator. Sebagai contoh, sebuah jaringan glo-
bal yang jauh lebih kecil, NGO misalnya, mungkin dapat
hadir dalam banyak konferensi internasional dan forum-
forum konsultasi resmi, sementara gerakan agraria
Transnasional yang berbasis masyarakat yang jauh lebih
besar, mungkin tidak dapat hadir dalam acara-acara glo-
bal seperti konferensi dan acara kelembagaan internasional
lainnya. Pengamat yang tidak kritis, terutama di ka-
langan badan-badan pembangunan internasional, mungkin
menganggap yang pertama sebagai jaringan representasi
(bahkan ketika hal ini tidak terjadi dalam kenyata-
an). Memahami representasi dalam konteks gerakan
agraria transnasional memerlukan analisis yang melampaui
apa yang dapat diamati dengan mudah, yaitu ‘visibilitas
dan kenyaringan’, dan masuk ke dalam isu yang biasa-
nya tidak termasuk dalam wacana gerakan-gerakan. Hal ini
dapat dicapai dalam berbagai cara.
Pertama, dalam banyak kasus, tentang representasi,
gerakan agraria transnasional sebenarnya berbicara tentang
‘representasi parsial’. Representasi parsial dapat dilihat
sekurang-kurangnya melalui dua perspektif: global dan
nasional. Dari pengamatan yang cepat di seluruh dunia
mengungkapkan bahwa sebagian besar dari keberhasilan
gerakan agraria transnasional hari ini, ternyata tidak punya
kehadiran keanggotaan yang signifikan dalam jumlah yang
besar di beberapa wilayah di negara-negara dunia, terutama
Rusia, Asia Tengah, Timur Tengah dan daerah Uta-
ra Afrika (MENA), serta terutama Cina. Padahal, daerah
ini paling banyak ditinggali oleh mayoritas rakyat miskin
pedesaan. Dalam buku ini, Kathy Le Mons Walker yang
meneliti pedesaan kontemporer Cina, dan Kevin Malseed
untuk kasus khusus orang Karen di Burma berupaya untuk
menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat miskin di daerah
29