Page 45 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 45
Gerakan Agraria Transnasional
kurangnya kemampuan untuk mengatur petani tak
bertanah yang miskin di Brazil menjadi pelajaran (Stédile
2007, 195). Selain itu, bahkan kritik simpatik terhadap
MST memperingatkan keterbatasan perwakilan di antara
penduduk Afro-Brasil dan di kalangan perempuan
pedesaan, yang beberapa di antaranya telah meninggalkan
MST untuk membentuk organisasi sendiri (Stephen 1997,
217-33; Rubin 2002, 45-6). Perdebatan semua gerakan
nasional lainnya di Via Campesina, nampaknya jatuh di
suatu tempat di antara dua kutub ekstrim dalam hal
representasi ini, yaitu derajat yang berbeda-beda dalam hal
representasi parsial.
Sebagaimana akan dibahas pada studi dalam bab ini,
representasi parsial mempunyai implikasi yang besar bagi
watak dan orientasi pembingkaian-isu, proses pembuatan
tuntutan dan hasilnya dalam gerakan agraria transna-
sional. Tapi salah satu implikasi dari realitas representasi
parsial adalah bahwa mungkin lebih baik dilihat bukan dari
perspektif ‘either/or’ [salah satu dari dua hal], misalnya
representasi atau bukan. Namun, yang mesti dilihat ada-
lah persoalan tingkatan representasi yang memang tidak
bisa dipisahkan dari bahasan ini.
Kedua, memandang representasi sebagai suatu
tingkat masalah yang tidak statis. Perwakilan adalah
sesuatu yang terus dinegosiasikan ulang di dalam organisasi
atau gerakan. Ini berarti tingkat representasi gerakan
tertentu mungkin meningkat atau menurun dari waktu ke
waktu, dan dalam beberapa kasus mungkin benar-benar
hilang. Analisis historis Marc Edelman tentang aliansi
petani Amerika Tengah, ASOCODE, dapat menggam-
barkan karakter representasi yang dinamis dan saling
17
bersaing (Edelman, buku ini; Edelman1998). ASOCODE
17 ASOCODE adalah singkatan dari Asociaciom Centroamericana de
31